Ilmuwan Jerman Ingatkan Jika Lockdown Dicabut Akhir April, Kasus Covid-19 Melambung
Merdeka.com - Sekelompok ilmuwan di Universitas Erlangen-Nurnberg, Jerman, menyampaikan jika kebijakan lockdown dicabut pada akhir April, kasus virus corona atau Covid-19 akan melambung.
Mereka berharap, kebijakan lockdown jangka pendek berulang dan langkah-langkah higienis (seperti mengenakan masker dan sarung tangan) perlu diterapkan untuk dua atau tiga tahun ke depan jika vaksin belum ditemukan.
Laporan penelitian mereka yang diterbitkan jurnal bioRxiv.org berbasis data virus corona di Jerman.
Dilansir dari Alarabiya, Minggu (19/4), model mereka mengasumsikan tiga "angka reproduksi", yang berarti bahwa rata-rata, satu orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ke tiga orang lainnya.
Namun, jika orang yang terinfeksi menjadi simtomatik dan tetap di rumah, tingkat kontak mereka dibagi dua sehingga mereka hanya dapat menginfeksi setengah dari jumlah orang. Jika mereka diisolasi di rumah sakit, para ilmuwan berasumsi bahwa mereka menginfeksi rata-rata satu orang tambahan, misalnya dalam keluarga mereka, sebelum mereka diisolasi.
Mereka menyelidiki efek potensial dari kombinasi langkah-langkah seperti kendala higienis setelah pencabutan lockdown, isolasi orang terinfeksi, pengurangan kontak jangka pendek berulang dan adaptif, dan juga pelaksanaan tes antibodi skala besar untuk mengetahui siapa yang dapat diasumsikan menjadi kebal dan kembali terlibat dalam kehidupan publik tanpa kendala.
Mereka menyimpulkan, jika tanpa pemberlakuan lockdown pada Maret 2020, penyakit ini akan melonjak signifikan dan sistem kesehatan akan melayani pasien melampaui kapasitasnya, dengan banyak kematian yang diperkirakan. Ini sesuai dengan temuan model Covid-19 lainnya.
Jika lockdown dicabut hanya setelah 4 empat pekan pada April dan kembali berlangsung seperti sebelum lockdown, penyakit diperkirakan melambung hanya dengan sedikit keterlambatan sebagaimana saat diberlakukan lockdown, yang berarti bahwa hanya ada sedikit waktu untuk mempersiapkan sistem kesehatan yang lebih baik tetapi dengan potensi jumlah kematian yang sama besarnya.
Mereka menambahkan, tetap memberlakukan "langkah-langkah higienis" setelah lockdown dicabut akan menciptakan "sedikit mitigasi" tetapi tidak akan cukup untuk mengalahkan virus.
Kekebalan Kelompok
Para ilmuwan berharap,"lockdown jangka pendek berulang dan langkah-langkah higienis perlu dilakukan untuk dua atau tiga tahun ke depan sampai kekebalan kelompok (herd immunity) dapat diperoleh (jika vaksinasi belum tersedia)."
Kekebalan kelompok, mengacu pada situasi di mana cukup banyak orang dalam suatu populasi memiliki kekebalan terhadap infeksi, sehingga secara efektif dapat menghentikan penyebaran penyakit tersebut. Tidak masalah apakah kekebalan berasal dari vaksinasi, atau dari orang yang menderita penyakit tersebut. Terpenting adalah mereka kebal.
"Ketika sekitar 70 persen populasi telah terinfeksi dan pulih, kemungkinan wabah penyakit menjadi jauh lebih sedikit karena kebanyakan orang resisten terhadap infeksi," kata Martin Hibberd, seorang profesor Penyakit Menulardi London School of Hygiene and Tropical Medicine.
"Ini disebut kekebalan kelompok," pungkasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca Selengkapnya