Hasil referendum: Rakyat Yunani ogah dipaksa ngirit Uni Eropa
Merdeka.com - Prediksi sementara atas referendum Yunani yang digelar Minggu (5/7) menunjukkan mayoritas rakyat mendukung keputusan pemerintahnya untuk tidak menaati tuntutan tiga lembaga kreditur. Dengan begitu, Yunani diperkirakan tidak akan melunasi utang luar negerinya dalam waktu dekat, sekaligus berpotensi keluar dari Uni Eropa.
Laporan dari Reuters menyatakan kubu yang memilih "tidak" mencapai 59 persen. Sementara kubu "ya" - artinya meminta pemerintah menaati persyaratan trio Komisi Uni Eropa, IMF, dan Bank Sentral Eropa - cuma mendapat 40,1 persen dukungan.
Tidak ada lembaga menggelar hitung cepat terhadap referendum Yunani. GPO, Metron Analysis, dan MRB membuat prediksi berdasarkan survei melalui telepon. Ketiga lembaga ini menyajikan prediksi yang tidak jauh berbeda soal keunggulan kubu 'tidak'.
Hasil ini menunjukkan rakyat Yunani mendukung langkah Perdana Menteri Alexis Tsipras yang berkukuh menolak negaranya dipaksa berhemat demi mendapat dana talangan dari Eropa.
Tsipras mengatakan ada dua proposal yang diberikan kreditur. Semuanya bakal menyulitkan hidup rakyat Yunani. Salah satunya adalah menghapus tunjangan pensiun warga miskin pada 2020, menaikkan pajak penjualan, serta menghapus beberapa tunjangan sosial.
"Jika anda memilih tidak, maka pemerintah akan punya amunisi baru untuk memaksa kreditur berbicara lebih lanjut soal skema dana talangan," kata Tsipras dua hari lalu, dalam kampanye terakhir dalam meyakinkan rakyat Yunani agar menolak tekanan Uni Eropa dan IMF.
Referendum ini digelar mendadak setelah petinggi partai kiri Syriza yang menguasai Yunani, gagal bersepakat dengan Uni Eropa soal paket bantuan ketiga kalinya senilai 240 miliar Euro.
Dalam referendum kali ini, 10 juta warga yang menggunakan hak suaranya. Hasil penghitungan resmi diperkirakan muncul Senin (6/7).
Dengan kemenangan opsi 'tidak', maka Uni Eropa kemungkinan tidak akan lagi memasok dana ke bank-bank Yunani yang secara de facto sudah tutup sepekan terakhir. Kreditur kerap mengatakan tidak mau lagi meminjamkan miliaran Euro ke pemerintah Yunani jika tidak ada itikad menghemat APBN.
Banyak ekonom yang meyakini, kemenangan 'tidak' membikin Yunani segera keluar dari Zona Euro, lalu balik memakai mata uang lamanya, Drachma. Kondisi itu dikhawatirkan memicu krisis ekonomi baru di seantero dunia.
Jerman, yang selalu menuntut Yunani rajin bayar utang, mengingatkan dunia bahwa kemenangan 'tidak' otomatis membuat negeri para dewa itu sepenuhnya bangkrut.
Pekan lalu, Yunani jadi negara maju pertama yang gagal membayar utang jatuh tempo ke IMF. Imbasnya, bank diserbu nasabah yang panik. Akhirnya pemerintah Yunani membatasi penarikan uang dari ATM hanya 60 Euro per hari, menciptakan antrean dan kepanikan pensiunan yang takut uangnya amblas di seluruh negeri.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar bicara memiliki program bernama Kredit Lapak, kredit murah khusus untuk para pedagang pasar saat menjabat Gubernur Jateng.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaDemi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banyak nelayan yang tidak bisa menikmati hasil jerih payahnya dari melaut karena memiliki tanggungan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaDalam ayat 2, OJK mengatur PUJK agar tidak menggunakan cara ancaman, kekerasan dan/atau tindakan yang bersifat mempermalukan konsumen.
Baca SelengkapnyaPemilu merupakan penerapan nyata dari kehendak rakyat untuk menjalankan negara secara demokratis.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku tak pernah berhenti turun ke rakyat hingga kembali memenangkan Pilgub.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Ganjar di hadapan para akademisi Institut Pertanian Bogor.
Baca Selengkapnya