Merdeka.com - Hamas hari ini menolak keputusan Israel untuk memperpanjang 24 jam jeda dalam pertempuran di Gaza, dengan mengatakan tank-tank Israel pertama harus menarik diri dari wilayah itu. 

"Tidak ada gencatan senjata kemanusiaan berlaku tanpa tank-tank Israel menarik diri dari Jalur Gaza dan tanpa warga bisa kembali ke rumah mereka serta ambulans yang membawa jenazah bisa bebas bergerak di sekitar Gaza," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhum dalam sebuah pernyataannya, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Ahad (27/7), menurut Agence Prancis-Presse (AFP). 

Tak lama setelah Hamas menolak gencatan senjata, sirene serangan udara terdengar di selatan dan tengah Israel untuk memperingatkan adanya serangan roket yang masuk, menurut kantor berita Reuters. 

Media Israel melaporkan beberapa roket mendarat di daerah terbuka dan lainnya berhasil dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome. 

Seorang tentara Israel tewas akibat tembakan di dekat Jalur Gaza, menjadikan jumlah tentara Israel yang tewas sejak dimulainya operasi darat pada tanggal 8 Juli menjadi 48 tentara. Ini kata seorang juru bicara militer Israel, menurut AFP. 

"Tentara itu tewas oleh peluru yang ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel," kata dia. 

Selama gencatan senjata, warga Gaza mengambil keuntungan dari jeda dalam berjuang untuk menemukan mereka yang tewas dan mencari persediaan makanan. Warga terlihat membanjiri jalan-jalan setelah gencatan senjata dimulai pada pukul 08.00 waktu setempat untuk melihat kehancuran besar-besaran di beberapa daerah. 

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra mengatakan tim penyelamat telah mengambil keuntungan dari gencatan senjata untuk mencari korban di lingkungan yang rusak dan telah menemukan sekitar 147 mayat, membuat korban tewas sejak awal konflik meningkat menjadi sekitar 1.050 orang.