Merdeka.com - Anggota Organisasi Bangsa Melayu Bersatu (UMNO) Zainudin Maidin kembali membuat publik Indonesia marah. Belum habis murka tertelan lantaran dia menghina mantan Presiden Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie, kini lelaki 72 tahun itu kembali mengejek mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur lewat situs pribadinya zamkata.blogspot.com.

Zainudin menuding Gus Dur seorang pemimpin tidak menghormati kedaulatan Malaysia dan terlalu jauh ikut campur urusan politik dalam Negeri Jiran itu. Tulisan dibuat Selasa (18/12) juga mengecam almarhum sebagai tokoh sok tau hendak mengajarkan demokrasi pada Malaysia.

Zainudin malah membandingkan dua tokoh itu dengan mantan Presiden Soeharto. Menurut dia keduanya harus belajar dari bapak pembangunan itu bersusah payah menjaga hubungan baik dengan Malaysia, saat itu dipimpin Tun Abdul Razak, dan tidak mencampuri otoritas dalam negeri masing-masing.

Saat tulisan opini Zainudin soal Habibie dimuat di surat kabar Utusan Malaysia, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Syed Munsyi al-Habsyi mengatakan itu hanya penilaian subjektif dan mengemukakan pendapat pribadi. Syed Munsyi meminta semua pihak di Indonesia tidak terlalu berlebihan menanggapi hinaan terhadap Habibie dan Gus Dur. "Zainudin Maidin itu orang biasa, bukan siapa-siapa. Dia tidak punya jabatan di UMNO," ujarnya Saat dihubungi oleh wartawan merdeka.com Faisal Assegaf (13/12).

Dalam tulisan itu nampak tersirat ketidak sukaan Zainudin atas dukungan Gus Dur dan Habibie pada mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Keduanya dituding memberi dukungan penuh pada oposisi terbesar UMNO itu dan ini membuat Anwar menjadi semakin percaya diri untuk melaju ke pemilihan umum Malaysia bakal digelar Februari mendatang.

Lebih jauh Zainudin menuliskan rakyat Indonesia tengah berada dalam demokrasi kebablasan setelah melalui penindasan politik sekian lama oleh Orde Baru. Dia menilai gairah euforia ini membuat sebagian pihak memandang remeh demokrasi di Malaysia sampai-sampai mau mengajarkan cara bernegara yang benar.