Gelap mata membunuh balita
Merdeka.com - Jika rekaman diputar kembali, banyak orang pasti mengingat kejadian pada 14 tahun lalu. Tepatnya pada 30 September pukul tiga sore waktu setempat, ayah dan anak itu sedang menuju pasar Netzarim di Jalur Gaza. Mereka tidak tahu hari itu bakal meninggalkan kesedihan.
Jamal Al-Durrah, dan anaknya, Muhammad Al-Durrah, ingin membeli beberapa keperluan buat keluarganya. Mereka sadar akan kondisi di jalanan saat itu. Sebab, saat itu rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza, sedang mengobarkan gerakan perlawanan, disebut Intifada, gelombang kedua terhadap Israel. Kericuhan dan baku tembak terjadi di mana-mana. Seolah desingan peluru sudah menjadi makanan sehari-hari. Tak terkecuali bagi Jamal dan Muhammad.
Saat sedang berada di jalanan, Jamal dan Muhammad mendapati diri mereka terjebak di tengah-tengah medan perang. Pejuang Palestina dan tentara Israel terlibat kontak senjata. Jamal dan Muhammad langsung mencari tempat perlindungan.
Jamal bersusah payah mencoba melindungi tubuh anaknya dengan lengan kanan. Dia meminta Muhammad merapat ke tembok bangunan, di belakang sebuah pot. Muhammad yang masih kecil tentu takut setengah mati. Dia tidak dapat menyembunyikan ketakutannya dan menangis sekerasnya. Tetapi rupanya hal itu tak bisa menghentikan baku tembak.
Sekitar satu menit lebih pertempuran, tiba Muhammad terdiam. Tubuhnya tersungkur di depan ayahnya. Ternyata peluru menembus lehernya hingga dia wafat. Ayahnya juga terkena beberapa tembakan, tapi beruntung masih bisa selamat. Dia hanya bisa meratapi jasad anaknya terbujur di hadapannya. Tak lama kemudian dia pingsan. Setelah baku tembak selesai, keduanya langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Itu adalah salah satu kisah anak-anak korban perang di Palestina. Kejadian itu pun berulang 14 tahun kemudian. Pasukan Israel lebih senang menyerang perkampungan sipil ketimbang target-target musuh. Mungkin menurut mereka warga sipil dan anggota organisasi Harakah Al Muqawwamah Al Islamiyah (HAMAS) tidak ada bedanya. Korban anak-anak pun tak bisa dihindari.
Ada anggapan Israel gelap mata karena tega membunuh anak-anak Palestina. Negara Zionis itu ditengarai menggunakan taktik seperti Fir'aun dan Namrudz, yakni menghabisi anak-anak lantaran dinilai pada masa depan bisa menjadi ancaman. Mereka sengaja memotong generasi supaya gerakan perlawanan tak pernah berkembang.
Apapun bentuknya, tindakan negara Zionis dengan menargetkan anak-anak tetap sulit diterima akal sehat. Seperti mengutip dari penulis Amerika Serikat, Noam Chomsky, 'Israel menggunakan pesawat tempur dan kapal perang canggih membombardir kamp pengungsian padat penduduk, sekolah, apartemen, masjid, dan daerah kumuh buat menyerang penduduk yang tidak memiliki pasukan, angkatan udara, angkatan laut, senjata berat, meriam, jubah perang, dan pemimpin. Lantas mereka menyebut itu perang? Itu bukan perang, itu pembunuhan.'
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah Pemilu Indonesia dari Masa ke Masa Sejak Tahun 1955
Mengetahui sejarah Pemilu di Indonesia dari masa ke masa sejak tahun 1955 sampai 2024.
Baca SelengkapnyaLama Tak Muncul di Publik, Ternyata Mantan Menteri BUMN Jadi Tukang Batu dan Gali Parit
Mantan orang nomor satu di BUMN kini alih profesi jadi tukang batu dan gali parit. Siapa sosoknya?
Baca SelengkapnyaPerlu Dikenali Orangtua, Kenali Tanda Anak Membutuhkan Pemeriksaan Mata
Mengucek dan memicingkan mata merupakan ciri-ciri ketika anak butuh memeriksakan mata.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Balita yang Dianiaya Kekasih Tantenya di Jaktim Meninggal Dunia
balita itu meninggal karena mengalami gegar otak berat pascapenganiayaan.
Baca SelengkapnyaAlat ini Diklaim Bisa Bedakan Ledakan Bom Nuklir Bawah Tanah atau sedang Terjadi Gempa
Ilmuwan menyebutkan usaha yang dilakukannya ini mempunyai akurasi 99 persen.
Baca SelengkapnyaPantun Bahasa Jawa Lucu yang Menghibur dan Mampu Mengocok Perut
Merdeka.com merangkum informasi tentang pantun bahasa Jawa lucu yang menghibur dan mengocok perut.
Baca SelengkapnyaPerampok Sekap Remaja di Bali, Begini Kronologinya
Korban disekap saat kedua orangtuanya tidak ada di rumah. Pelaku menggasak sejumlah harta benda orangtua korban.
Baca SelengkapnyaIni Bukti Bumi Indonesia Berisi 'Harta Karun', Bukit Dikeruk Isinya Batubara Semua
Berikut bukti bahwa Nusantara berisikan 'harta karun' menakjubkan.
Baca SelengkapnyaCuaca Hujan adalah Turunnya Air dari Awan, Ini Penjelasannya
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Baca Selengkapnya