Merdeka.com - Sebuah kelompok industri yang mewakili usaha penukaran uang di Singapura, pada Selasa (18/11) mendesak para anggotanya untuk memperketat keamanan, usai dua perampokan terjadi di negara teraman di dunia itu.

Mohamed Rafeeq, sekretaris Asosiasi Penukaran Uang Singapura yang menaungi 150 perusahaan penukaran uang di sana mengatakan, lembaga itu telah meminta para anggotanya untuk memperketat keamanan dengan menyewa Certis Cisco, penyedia jasa keamanan swasta terbesar di Singapura.

"Orang-orang berpikir perusahaan tukar uang di Singapura merupakan target empuk karena kami memindahkan sejumlah besar uang, kami meminta anggota kami untuk ekstra hati-hati dan bekerja sama dengan Certis Cisco akan lebih aman dalam memindahkan uang," ujar Rafeeq seperti yang dilansir oleh asiaone.com, Selasa (18/11).

Bulan ini terjadi dua perampokan di Singapura yang salah satu korban dan pelakunya adalah Warga Negara Indonesia (WNI).

5 November lalu dua orang Malaysia dan seorang warga Singapura bertanggung jawab atas penyerangan sebuah perusahaan tukar uang dan perampokan sebesar Rp 5,6 miliar.

Dan kasus yang sama terjadi ketika seorang WNI dirampok di Raffles Place dan pelakunya adalah WNI juga. Ia dirampok saat membawa uang sebesar Rp 9,7 miliar.