FIFA: Sepp Blatter tidak terlibat kasus korupsi berjemaah
Merdeka.com - Setidaknya enam petinggi Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) ditangkap petugas kejaksaan Swiss di Hotel Baur au Lac, Kota Zurich. Mereka diduga kuat terlibat korupsi, pencucian uang, maupun transaksi ilegal. Mereka juga diinvestigasi atas kasus suap pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 di Rusia dan 2022 di Qatar.
Juru bicara FIFA Walter de Gregorio menyatakan pihaknya akan bekerjasama dengan Kejaksaan Swiss maupun Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI). Semua data yang dibutuhkan aparat lintas negara akan diberikan. Walter balik menyebut enam petinggi yang ditangkap telah mencemarkan nama baik FIFA.
"Penangkapan ini mungkin tidak baik bagi reputasi FIFA, tapi setidaknya kami bisa membersihkan organisasi. Kami ingin menegaskan bahwa FIFA adalah pihak yang dirugikan akibat kasus ini," ujarnya dalam jumpa pers yang dilansir Channel News Asia, Rabu (27/5).
Walter enggan memaparkan siapa saja pejabat FIFA yang dicokok aparat. Tapi dia memastikan Presiden FIFA Sepp Blater serta Sekretaris Jenderal Jerome Volcke bersih dari tuduhan apapun.
"(Blatter) tidak terlibat, demikian pula Sekjen kami. Itu yang bisa kami sampaikan sejauh ini," kata Walter.
Kongres FIFA yang akan digelar Jumat (29/5), dipastikan akan tetap berjalan. Walter mengakui sempat ada usulan agar pertemuan para bos industri sepakbola ini ditunda.
"Tidak akan ada penundaan kongres, kami akan terus dengan pemilihan seperti sudah dijadwalkan. (Blatter) juga tetap fokus pada kongres," tuturnya.
Surat kabar the New York Times melaporkan nama top yang diringkus aparat hukum Swiss di antaranya Wakil Presiden FIFA Jose Maria Marin dan Eugenio Figueredo. Anggota Komite Eksekutif Eduardo Li dan Jeffrey Webb turut ditangkap tanpa perlawanan.
Nama-nama bukan pengurus FIFA yang ditetapkan sebagai tersangka misalnya pengusaha olahraga Alejandro Burzaco, Aaron Davidson, Hugo and Mariano serta Jose Margulies yang jadi tersangka perantara pemberian suap. Total 14 orang akan diperiksa atas kasus rasuah terbesar dalam dunia sepakbola ini. Sebagian tersangka segera diekstradisi ke AS.
Kasus ini bermula setelah Biro Investigasi Federal (FBI) menemukan bukti suap senilai USD 150 juta dari perusahaan olahraga kepada petinggi FIFA di AS dan beberapa negara Amerika Selatan. Rasuah itu diberikan agar FIFA memberi kontrak iklan eksklusif, hak siar, serta hak penyelenggaraan turnamen kepada perusahaan-perusahaan tersebut.
Kementerian Kehakiman AS akhirnya mengirim surat pada Kejaksaan Swiss untuk membantu mencokok para petinggi FIFA itu jelang kongres.
Jika tak ada penangkapan ini, Blatter berpotensi terpilih kembali sebagai presiden untuk masa jabatan ke-5 dalam kongres dua hari mendatang.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepanjangan FIFA beserta Sejarah, Peran, dan Daftar Anggotanya
Federation Internationale de Football Association adalah induk sepak bola internasional. FIFA bertanggung jawab atas penyelenggaraan sepak bola di seluruh dunia
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Pemain Sepak Bola Tersambar Petir di Stadion Siliwangi, Sepatu Terbakar dan Baju Robek
Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Sariningsih, namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaMengenang Endang Witarsa, Pelatih di Balik Kesuksesan Sepak Bola Nasional Bergelar Dokter Gigi
Sosok di balik suksesnya perkembangan sepak bola di Indonesia ini dulunya merupakan seorang pemain dan sudah memiliki ijazah dokter gigi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaFOTO: Terungkap Penampakan Serbet Tak Biasa Berisi 'Kontrak' Pertama Messi di Barcelona, Siap Dilelang Mulai Rp5,9 Miliar
Ini tentu bukan sembarang serbet. Serbet penuh sejarah ini berisi tulisan direktur Barcelona yang berjanji akan merekrut Lionel Messi saat berusia 13 tahun.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Mafia Bola Vigit Patok Harga Pengaturan Skor Liga 2 Rp100 Juta Per Pertandingan
Satgas Anti Mafia Bola Polri membeberkan alasan penahanan tersangka pengaturan skor Vigit Waluyo.
Baca SelengkapnyaPolri Tetapkan Tersangka Mafia Bola, Jokowi: Jangan Berhenti, Teruskan Sampai Bersih
Pentingnya sepak bola yang bebas dari mafia agar transformasi sepak bola di Indonesia bisa terwujud.
Baca SelengkapnyaMenantu Tokoh Partai Gerindra Direkrut Klub Kasta Tertinggi Liga Korsel, Jadi rekan Setim Eks Barcelona
Menantu Tokoh Partai Gerindra Direkrut Klub Kasta Tertinggi Liga Korsel, Jadi rekan Setim Eks Barcelona
Baca SelengkapnyaAnies Janji Bangun Stadion Berstandar FIFA di Sumbar
Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan berjanji akan membangun stadion berstandar FIFA di Sumatera Barat apabila dirinya terpilih pada Pilpres tahun ini.
Baca Selengkapnya