Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Empat negara ini berang kapalnya ditenggelamkan di Indonesia

Empat negara ini berang kapalnya ditenggelamkan di Indonesia kapal asing ditenggelamkan. ©handout/puspen tni

Merdeka.com - Sejak Desember tahun lalu Indonesia sudah menenggelamkan sejumlah kapal asing yang terbukti menangkap ikan secara ilegal di perairan Indonesia.

Pemerintahan Jokowi melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menerapkan sanksi tegas bagi setiap kapal asing yang kedapatan mencuri ikan di laut Indonesia. Dengan pelaksana eksekusi adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut, Indonesia sudah menghancurkan sejumlah kapal asing dari beberapa negara.

Bertepatan dengan hari kebangkitan nasional, sebanyak 41 kapal perikanan "Illegal Unreported and Unregulated" (IUU) atau kapal ilegal tanpa dokumen serentak ditenggelamkan. Dari jumlah tersebut, Kementerian Kelautan menenggelamkan 19 kapal asing. Sisanya, TNI AL menenggelamkan 4 kapal di Bitung, 17 kapal di Ranai, Kepulauan Riau.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuturkan, 19 kapal asing itu terdiri dari 5 kapal Vietnam, 2 Thailand, 11 Filipina, dan 1 China. Seluruh kapal itu telah diproses hukum.

"Ditenggelamkannya di perairan Pontianak, Kalimantan Barat sebanyak 6 kapal, di perairan Bitung, Sulawesi Utara 11 kapal, perairan Belawan, Sumatera Utara 1 kapal, dan perairan Idi, Aceh sebanyak 1 kapal," kata Menteri Susi di Jakarta, Rabu (20/1).

Akibat kejadian itu, beberapa negara melayangkan protes. Negara mana saja yang memprotes tindakan Indonesia itu? Simak ulasannya berikut ini.

Thailand

Media terkemuka Thailand, the Bangkok Post dalam editorial dua hari lalu mengecam kebijakan pemerintah Indonesia. Presiden Joko Widodo yang memerintahkan TNI menghancurkan kapal nelayan ilegal dianggap mengacaukan stabilitas di Asia Tenggara. Kebijakan itu dinilai barbar, jauh dari norma diplomatik antara negara sahabat.Koran ini berharap pemerintah Thailand segera protes ke pemerintah RI. Adanya 5.400 nelayan asing yang memasuki perairan Indonesia, termasuk dari Negeri Gajah Putih, disebabkan oleh ketidakbecusan TNI menjaga wilayah Tanah Air yang mayoritas berupa perairan dan terdiri dari 18.307 pulau."Sederhana saja, (maraknya nelayan asing masuk) karena ketidakmampuan Indonesia menegakkan aturan mereka sendiri. Tapi sebagai responnya, mereka secara kasar menghukum nelayan kecil yang tertangkap," tulis editorial Bangkok Post seperti dikutip merdeka.com, Kamis (8/1).Dua kapal Thailand telah dihancurkan TNI AL pada 28 Desember 2014 lalu. Bangkok Post juga menyoroti nasib tiga kapal Vietnam yang turut menjadi abu.Di tengah situasi kawasan yang kurang kondusif terkait sengketa batas wilayah di Laut China Selatan, Bangkok Post menyatakan sikap Indonesia semakin memperparah keadaan. Padahal Presiden Jokowi awalnya diharap bisa jadi mediator bagi Thailand dan Vietnam melawan China yang aktif memasang patok di kawasan Laut China selatan.Negara-negara lain di Asia Tenggara bukannya segan, tapi akan memandang Indonesia sebagai musuh. Aksi balasan kemungkinan dilakukan dengan memboikot ekspor kelautan dari Tanah Air."Jika Indonesia terus menghancurkan kapal dari negara mitranya yang berharga di ASEAN, maka besar peluang muncul aksi balasan," tulis koran ini.

Malaysia

Polisi menenggelamkan 1 unit kapal ikan Malaysia di perairan Belawan, Medan, Kamis (8/1). Penenggelaman itu dilakukan setelah mendapat izin dari pengadilan."Kita sudah melakukan pemeriksaan dan penyidikan. Maka setelah mendapat izin dari ketua Pengadilan Negeri, kita lakukan peledakan dan penenggelaman pada hari ini," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo usai memimpin kegiatan penenggelaman.Penenggelaman dilakukan dengan cara meledakkan kapal. Selanjutnya kapal berangsur-angsur tenggelam.Kapal berbendera Malaysia itu ditangkap karena melakukan penangkapan ikan di perairan Selat Malaka, Indonesia, pada 9 Desember 2014. Penangkapan dilakukan petugas Direktorat Kepolisian Perairan (Dit Polair) Polda Sumut dalam operasi Sri Gunting.Ketika disergap, terdapat 4 awak asal Myanmar dalam kapal itu. Ditemukan pula barang bukti berupa 150 kwintal ikan curian. Petugas juga mengamankan sejumlah barang ilegal, berupa bahan bakar minyak (BBM) dan pakaian bekas. "Sudah kita ajukan ke Pengadilan Negeri (PN) Medan," sambung Eko.Jenderal berbintang dua ini mengakui, penenggelaman ini memang yang pertama dilakukan Polda Sumut. Begitupun, dia berjanji tindakan itu akan berkelanjutan sehingga memberi efek jera kepada kapal-kapal asing.Selain melakukan operasi di perairan, Polda Sumut juga tengah memberdayakan nelayan untuk berperan aktif mengantisipasi illegal fishing. "Supaya masyarakat di sekitar pantai memberitahukan kepada polisi apabila ada kapal-kapal yang melakukan pencurian, sekaligus melakukan pencegahan," jelasnya.Polda Sumut pun tengah mengupayakan penguatan polisi di perairan Pantai Timur dan Pantai Barat provinsi ini. "Saat tatap muka dengan Presiden, saya usulkan pentingnya memperkuat Polair di Sumut karena wilayahnya termasuk jalur teramai yang juga berbatasan langsung dengan negara lain," imbuh Eko.

Vietnam

Kementerian Luar Negeri beberapa waktu lalu mengakui ada negara ASEAN yang telah memprotes kebijakan pemerintah untuk menenggelamkan kapal penangkap ikan asing ilegal di perairan Indonesia. Negara yang dimaksud adalah vietnam."Ada, Vietnam karena kapalnya sudah ditenggelamkan, ujar Direktur Deputi Ekonomi, Keuangan, dan Koperasi Pengembangan I Direktorat Asia Timur dan Pasifik Kemenlu, Tumpal MH Hutagalung di Kantor Kemenlu, Jakarta, Kamis (18/12).Menurut Tumpal, negara-negara tetangga tentu harus mengikuti kebijakan Indonesia ini dalam memberantas illegal fishing di perairan Indonesia. Sebab, kebijakan itu merupakan keputusan pemerintah Indonesia di bawah komando Presiden Joko Widodo atau Jokowi.Sebelumnya, TNI AL meledakkan kapal nelayan asing di perairan Indonesia. 3 Kapal Vietnam yang diketahui sering mencuri ikan itu diledakkan 2 kapal perang andalan TNI AL, KRI Barakuda dan KRI Todak.Menurut Kasubdispenum TNI AL Letkol Suradi Agung Slamet, peledakan tersebut dilakukan di sekitar perairan Pulau Anambas, Kepulauan Riau."Berangkat sejak kemarin. Sudah beroperasi di sana. Pakai KRI Barakuda 633 sama KRI Todak 631," kata Suradi, kepada merdeka.com, Jumat (5/12) lalu.Suradi menjelaskan, operasi ini langsung diperintahkan oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko setelah mendapat instruksi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Bukan dari Menteri Susi sebenarnya. Ini justru dari presiden langsung ke Panglima TNI dan langsung diteruskan ke kita," ujarnya.Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku akan menjalankan instruksi Presiden Jokowi menenggelamkan kapal asing. Dibantu TNI AL, Menteri Susi akan menenggelamkan kapal asing asal Vietnam di Kelurahan Tarempa, Anambas, Kepulauan Riau. "Mungkin hari ini," singkat Susi di kantornya, Jumat (5/12).Tak hanya itu, Susi menyebut ada beberapa kapal asing 'bodong' lain yang menunggu segera dieksekusi setelah sebelumnya dilakukan penangkapan. Namun, Susi tidak menyebutkan berapa jumlah kapal yang akan ditenggelamkan. "Ada yang akan ditenggelamkan lagi. Itu tanggal 14 Desember," ucapnya.

China

China dua hari lalu menyatakan kegeramannya setelah Indonesia meledakkan kapal ikan yang ditahan sejak enam tahun lalu.Menteri Luar Negeri China Hong Lei mengatakan mereka meminta penjelasan soal penghancuran kapal Negeri Tirai Bambu itu. Kapal itu merupakan salah satu dari 41 kapal yang diledakkan Indonesia karena penangkapan ikan ilegal. "Kerja sama dalam penangkapan ikan adalah hal penting bagi keuntungan bersama kedua negara. China selalu meminta Indonesia menjalin kerja sama penangkapan ikan dengan cara yang konstruktif dan melindungi kepentingan perusahaan China yang diakui," kata Hong, seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (22/5)."China juga melaksanakan aturan resmi terkait perusahaan penangkapan ikan yang berlayar wajib menggunakan aturan yang legal," tambahnya.Selain perahu China, Indonesia juga turut meledakkan lima kapal Vietnam dan dua Thailand, lalu 11 dari Filipina. Sejak November tahun lalu hingga Maret kemarin, kebijakan perairan Indonesia telah menenggelamkan setidaknya 18 perahu nelayan dari negara tetangga. Sebelumnya Perahu nelayan China hanya ditahan, namun baru kali ini mereka meledakkannya.Perahu nelayan China sudah ditahan sejak 2009. Karena tidak adanya kelengkapan dokumen, maka ditahan.Dalam meledakkan kapal ilegal, pemerintah Indonesia memastikan tidak ada korban jiwa.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jepang Jadi Negara Kelima Capai Bulan, Pesawat Alami Kendala Sesaat Setelah Mendarat

Jepang Jadi Negara Kelima Capai Bulan, Pesawat Alami Kendala Sesaat Setelah Mendarat

Jepang menyusul AS, Uni Soviet, India dan China yang sebelumnya telah berhasil mendarat di Bulan.

Baca Selengkapnya
Pencarian WN Taiwan Hilang Akibat Kapal Terbalik di Pulau Seribu Diperluas, Penyelam Menyisir Lokasi Kejadian

Pencarian WN Taiwan Hilang Akibat Kapal Terbalik di Pulau Seribu Diperluas, Penyelam Menyisir Lokasi Kejadian

Pencarian kembali dilanjutkan setelah cuaca mendukung pada Selasa (12/3) pagi.

Baca Selengkapnya
Prabowo Janji Tambah Armada Kapal: Kita Tidak Mau Orang Asing Ambil Ikan di Laut Indonesia

Prabowo Janji Tambah Armada Kapal: Kita Tidak Mau Orang Asing Ambil Ikan di Laut Indonesia

Prabowo Subianto berjanji akan menambah armada kapal Indonesia bila terpilih menjadi Presiden.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kapal Nelayan Rute Jakarta-Lombok Angkut 37 Orang Tenggelam di Selayar, 2 Meninggal dan 24 Hilang

Kapal Nelayan Rute Jakarta-Lombok Angkut 37 Orang Tenggelam di Selayar, 2 Meninggal dan 24 Hilang

Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.

Baca Selengkapnya
Kereta Ini Tak Pernah Diharapkan Kehadirannya, Jika Keluar dari Sarangnya, Berarti Ada Hal Buruk Terjadi

Kereta Ini Tak Pernah Diharapkan Kehadirannya, Jika Keluar dari Sarangnya, Berarti Ada Hal Buruk Terjadi

Indonesia memiliki sebuah kereta yang kehadirannya sama sekali tidak diharapkan, jika kereta tersebut keluar, berarti sedang ada hal buruk yang terjadi.

Baca Selengkapnya
Prabowo Tegaskan Indonesia Dukung Kemerdekaan Palestina: Kita Siap Kirim Pasukan Perdamaian dan Kapal RS

Prabowo Tegaskan Indonesia Dukung Kemerdekaan Palestina: Kita Siap Kirim Pasukan Perdamaian dan Kapal RS

Menurut Prabowo, Indonesia siap mengirim pasukan perdamaian dan kapal rumah sakit untuk Palestina.

Baca Selengkapnya
WN Taiwan Hilang saat Kapal Terbalik di Pulau Seribu, Basarnas Kerahkan 7 Kapal untuk Pencarian

WN Taiwan Hilang saat Kapal Terbalik di Pulau Seribu, Basarnas Kerahkan 7 Kapal untuk Pencarian

Basarnas mengerahkan tujuh unit kapal untuk mencari WN Taiwan yang hilang saat kapal terbalik di Pulau Seribu.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Tangguh, Kekuatan Militer Indonesia Kalahkan Israel dan Jerman

Tangguh, Kekuatan Militer Indonesia Kalahkan Israel dan Jerman

Amerika Serikat Masih menjadi negara digdaya dengan kekuatan militer di peringkat pertama.

Baca Selengkapnya