Merdeka.com - Sebuah dewan di selatan India, tepatnya di Desa Bihar, melarang perempuan India menggunakan telepon seluler supaya mereka tidak kawin lari dengan kekasihnya.

Perempuan belum kawin akan didenda sebesar Rp 2 juta jika ketahuan menggunakan perangkat komunikasi itu. Sedangkan permpuan sudah menikah akan didenda sekitar Rp 300 ribu.

Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Kamis (6/12), aturan itu ditetapkan oleh dewan Sunderbari di wilayah timur laut India. "Menjadi hal memalukan ketika seseorang menanyakan siapa yang sudah kawin lari," kata Manuwar Alam, ketua komite pelarangan itu.

Menurut dia jumlah perempuan kawin lari dan terlibat perselingkuhan kian meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Belakangan sudah ada enam gadis dan wanita kabur dari rumah mereka. "Bahkan perempuan sudah kawin pun meninggalkan suaminya untuk kawin lari dengan lelaki lain."

"Karena hal itu memalukan kami memutuskan melarang penggunaan telepon seluler."

Pejabat pemerintah saat ini mulai menyelidiki kasus pelarangan itu. Menurut pemerintah pelarangan itu tidak boleh dilakukan di lingkungan masyarakat zaman ini. Pegiat perempuan menilai pelarang itu merupakan pelanggaran hak asasi. "Anak perempuan dan wanita cukup mampu melindungi diri mereka. Teknologi diciptakan untuk digunakan, bukan untuk dilarang," kata seorang pegiat Suman Lal dalam sebuah debat di televisi.

Seorang pegiat Muhammad Islam juga menyatakan kekecewaannya lantaran dewan desa itu mengabaikan keuntungan telepon seluler hanya lantaran satu alasan. "Saya ingin semua perempuan punya telepon seluler supaya mereka bisa menghubungi keluarga jika punya masalah," kata dia.