Delapan anak tewas akibat ledakan di taman bermain di Gaza
Merdeka.com - Israel membantah bertanggung jawab atas serangan di sebuah taman bermain di Gaza kemarin yang menewaskan delapan anak-anak Palestina.
Anak-anak saat itu sedang bermain ayunan di kamp pengungsi Shati di tepi Kota Gaza ketika sebuah ledakan besar menghantam lokasi itu, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Senin (28/7).
Petugas medis Palestina mengatakan dua orang dewasa juga tewas dalam ledakan itu, di mana saksi mengatakan insiden itu merupakan serangan udara Israel. Israel menolak bertanggung jawab, mengklaim serangan itu merupakan roket yang gagal diluncurkan oleh militan Hamas.
Kekejaman terbaru ini datang setelah setidaknya empat warga sipil Israel tewas akibat tembakan mortir pada sebuah kibbutz (pemukiman) dekat perbatasan dengan Gaza malam lalu, menurut radio lokal dan televisi.
Ayman Sahabani, kepala ruang gawat darurat di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, mengatakan 46 orang juga terluka dalam serangan di taman bermain di Kamp Shati.
Ledakan di taman datang hanya beberapa menit setelah klinik pasien rawat jalan tengah ramai di rumah sakit itu juga terkena tembakan, menyebabkan beberapa orang terluka.
Kru kamera dicegah untuk mengambil gambar lokasi kejadian di Shifa, menurut Reuters.
Sahabani mengatakan korban tewas dan cedera itu disebabkan oleh serangan udara Israel, tuduhan yang kerap diulang oleh polisi dan Pertahanan Sipil Gaza.
Israel sebelumnya telah menuduh militan Hamas bersembunyi di rumah sakit itu. Namun juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Peter Lerner membantah bahwa militer negaranya terlibat.
"Kejadian ini dilakukan oleh teroris Gaza di mana roketnya jatuh dan menghantam Rumah Sakit Shifa dan kamp Shati," kata dia.
Darah terlihat menggenangi tanah yang bopeng di taman bermain kamp Shati setelah ledakan. Munther al-Derbi, warga kamp, mengatakan kepada Reuters, "Kami baru keluar dari masjid dan saya melihat anak-anak sedang bermain dengan senjata mainan mereka. Beberapa detik kemudian sebuah rudal mendarat".
"Semoga Allah menghukum Netanyahu," ucap dia, mengacu pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon hari ini menuntut diakhirinya kekerasan di Gaza atas nama kemanusiaan dan menuduh para pemimpin Israel dan Hamas bertanggung jawab dan 'salah secara moral' sebab membiarkan warga mereka terbunuh.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video Pengakuan Ibu dan Anak Asal Israel yang Pernah Ditawan di Gaza, Ungkap Hamas Perlakukan Perempuan Seperti Ratu
Ibu dan anak ini ditahan selama lima pekan di sebuah apartemen di Gaza.
Baca SelengkapnyaTentara Israel Culik Bayi Palestina dari Jalur Gaza Setelah Orang Tuanya Tewas Akibat Serangan Bom
Bayi perempuan tersebut dibawa ke Israel setelah diculik dari rumahnya yang hancur akibat serangan bom.
Baca SelengkapnyaIsrael Sengaja Serang Tawanan yang Ditahan Hamas, Mereka Kelaparan dan Kondisinya Parah
Kondisi kemanusiaan yang buruk di Jalur Gaza akibat agresi Israel juga berdampak kepada para tawanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menteri Israel Serukan Tentara Tembak Anak-Anak dan Perempuan Gaza yang Dekati Perbatasan
Pernyataan berbahaya ini disampaikan saat bertemu petinggi militer Israel di Gaza.
Baca SelengkapnyaMantan Jenderal Ungkap Kondisi Sebenarnya Tentara Israel di Gaza yang Selama Ini Ditutup-tutupi Media
Mantan Jenderal Ungkap Kondisi Sebenarnya Tentara Israel di Gaza yang Selama Ini Ditutup-tutupi Media
Baca SelengkapnyaHamas 'Meriahkan' Malam Tahun Baru di Israel dengan Luncurkan Serangkaian Roket ke Tel Aviv
Serangan roket ini menargetkan Israel selatan dan ibu kota Tel Aviv.
Baca SelengkapnyaIsrael Akhirnya Diseret ke Mahkamah Internasional Atas Genosida di Gaza, Apa Arti dan Dampaknya?
Sidang perdana akan dimulai pada Kamis (11/1) di Den Haag, Belanda.
Baca SelengkapnyaIsrael Segera Akhiri Serangan Darat di Gaza dan Tarik Semua Pasukan, Ini Alasannya
Israel sedang mempersiapkan fase baru perang di Jalur Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaIsrael Kewalahan Tangani Ribuan Tentaranya yang Cacat karena Perang di Gaza
Pemerintah Israel mengantisipasi penerimaan klaim kecacatan capai angka 20.000 sampai akhir 2024.
Baca Selengkapnya