Dampak Pandemi, Baru Kali Ini Terjadi Jutaan Orang Kelaparan di Amerika

Merdeka.com - Pandemi Covid-19 yang semakin parah di AS menghantam kehidupan Aaron Crawford. Dia ke sana kemari mencari kerja, istrinya perlu dioperasi, lalu virus mulai mempengaruhi jam kerja dan gaji istrinya.

Keluarga Crawford tidak memiliki tabungan, tagihan makin menumpuk dan rasa takut yang terus menghantui: Bagaimana jika mereka kehabisan makanan? Pasangan itu memiliki dua anak laki-laki, berusia 5 dan 10 tahun, dan persediaan makanan sekotak makaroni dan keju.

Crawford (37) yang seorang dokter hewan Angkatan Laut memandang dirinya sebagai orang yang mandiri. Meminta makanan membuatnya tidak nyaman.

"Saya merasa seperti saya gagal," ujarnya, dikutip dari AP, Selasa (8/12).

Kelaparan adalah kenyataan pahit di negara terkaya di dunia ini. Akibat pandemi Covid-19, banyak orang kehilangan pekerjaan, banyak usaha terpaksa tutup, dan jutaan orang Amerika khawatir bakal kekurangan persediaan makanan.

Bank makanan membagikan makanan dengan sangat cepat dan analisis data AP menemukan lonjakan tajam jumlah makanan yang didistribusikan dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, sebagian masyarakat memilih tidak makan agar anaknya bisa makan dan sebagian lagi bergantung pada makanan murah yang minim gizi.

Mereka yang berjuang melawan kelaparan mengatakan belum pernah melihat yang seperti ini di Amerika, bahkan selama Resesi Hebat tahun 2007-2009.

Tempat pertama di mana banyak orang Amerika menemukan bantuan adalah di bank makanan lingkungan, yang memiliki berton-ton persediaan makanan.

Antrean menunggu makanan

Keluarga Crawford mendapatkan bantuan makanan dari Pusat Sumber Daya Keluarga dan Rak Makanan, sebuah organisasi nirlaba berjarak 15 menit dari apartemen mereka di Apple Valley, Minnesota. Keluarga ini biasanya menerima paket bulanan berisi produk segar, produk susu, daging, dan kebutuhan pokok lainnya.

Awalnya Crawford malu mendatangi bank makanan tersebut, khawatir dilihat orang yang dikenalnya.

"Itu tidak membuat saya menjadi orang jahat atau suami atau ayah yang buruk," katanya.

"Sebaliknya, saya sebenarnya melakukan sesuatu untuk memastikan bahwa istri dan anak-anak saya memiliki sesuatu untuk dimakan."

Potret kelaparan tahun ini terlihat dari kemacetan lalu lintas yang sangat panjang. Mobil-mobil berderet, setiap pengemudi menunggu berjam-jam untuk sekotak atau sekantong makanan. Dari Anaheim, California hingga San Antonio, Texas hingga Toledo, Ohio dan Orlando, Florida dan beberapa titik di antaranya, ribuan kendaraan yang membawa orang-orang lapar mengantre bermil-mil. Di New York, dan kota-kota besar lainnya, orang-orang berdiri, menunggu bantuan makanan.

Bank makanan segera merasakan tekanan.

Satu dari empat anak kelaparan

Feeding America, organisasi anti-kelaparan terbesar di negara itu, berusaha keras untuk tetap beroperasi. Pada akhir Maret, 20 persen dari 200 bank makanan milik organisasi ini terancam kehabisan makanan.

Feeding America tidak pernah membagikan makanan dengan jumlah cukup besar - 4,2 miliar makanan dari Maret hingga Oktober. Organisasi ini mencatat peningkatan rata-rata 60 persen pengguna bank makanan selama pandemi: sekitar 4 dari 10 adalah pemula.

Analisis AP terhadap data Feeding America dari 181 bank makanan di jaringannya menemukan organisasi tersebut telah mendistribusikan hampir 57 persen lebih banyak makanan pada kuartal ketiga tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.

Tidak akan ada penurunan yang cepat saat pandemi berkecamuk, yang telah merenggut lebih dari 280.000 nyawa dan menginfeksi 14,7 juta orang di seluruh AS.

Feeding America memperkirakan orang yang terancam menghadapi kelaparan akan melonjak menjadi 1 dari 6 orang, dari 35 juta orang pada 2019 menjadi lebih dari 50 juta pada akhir tahun ini. Konsekuensinya bahkan lebih mengerikan bagi anak-anak - 1 dari 4 anak mengalami kelaparan.

Pengangguran tinggi

Beberapa negara bagian yang paling terdampak: Nevada, pusat turis yang industri hotel, kasino, dan restorannya dilanda pandemi, diproyeksikan akan melonjak dari posisi ke-20 pada 2018 menjadi peringkat ke-5 tahun ini dalam hal kerawanan pangan, menurut laporan Feeding America.

Di empat negara bagian - Mississippi, Arkansas, Alabama, dan Louisiana - lebih dari 1 dari 5 penduduk diperkirakan akan mengalami rawan pangan pada akhir tahun, yang berarti mereka tidak akan memiliki uang atau sumber daya untuk menyediakan makanan.

Laporan bulan September dari Food Research & Action Center, sebuah organisasi anti-kelaparan, menemukan 1 dari 4 orang yang melaporkan bahwa mereka tidak cukup makan biasanya memiliki pendapatan di atas USD 50.000 setahun sebelum wabah.

Untuk komunitas kulit berwarna, pandemi telah menjadi bencana, di mana orang kulit hitam dan Latin terguncang karena tingkat kematian, infeksi - dan pengangguran yang sangat tinggi.

Pengangguran melonjak di antara orang Latin menjadi 18,9 persen pada musim semi ini, lebih tinggi daripada kelompok ras dan etnis lainnya, menurut statistik federal.

Menurut laporan tersebut, lebih dari 1 dari 5 orang dewasa kulit hitam dan Latin dengan anak-anak mengatakan pada Juli 2020, mereka kadang-kadang atau sering tidak cukup makan. Angka ini dua kali lipat di tingkat rumah tangga kulit putih dan Asia. Laporan ini juga menemukan perempuan, rumah tangga dengan anak-anak dan orang kulit berwarna paling rentan atau berisiko tinggi mengalami kelaparan.

Meskipun bank makanan kritis selama pandemi, keberadaan mereka merupakan salah satu cara untuk memerangi kelaparan. Untuk setiap makanan dari bank makanan, program federal yang disebut Program Bantuan Nutrisi Tambahan, atau kupon makanan, menyediakan sembilan.

Kelompok anti-kelaparan telah melobi Kongres untuk menaikkan 15 persen stempel makanan maksimum. Tindakan ini dinilai sangat membantu negara keluar dari Resesi Hebat. RUU stimulus yang disahkan oleh DPR musim semi ini mencakup ketentuan tersebut, tetapi terhambat perdebatan partisan.

"Bank makanan dan dapur makanan bekerja dengan baik," jelas Luis Guardia, presiden Food Research & Action Center.

Namun, lanjut Guardia, bank makanan tak akan cukup untuk membantu masyarakat selama pandemi ini.