Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Curi ribuan paspor kosong, ISIS bakal selundupkan militan ke Eropa

Curi ribuan paspor kosong, ISIS bakal selundupkan militan ke Eropa ISIS arak tawanan. ©dailymail.co.uk

Merdeka.com - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mencuri puluhan ribu paspor kosong. Dari laporan yang beredar, paspor tersebut digunakan untuk menyelundupkan militan sebagai pengungsi, seperti ditulis koran lokal Jerman, The Welt am Sonntag.

Sumber pihak intelijen Barat mengatakan, ISIS memperoleh paspor itu dari mereka yang bepergian ke wilayah Suriah, Irak, dan Libya. Tiga negara itu merupakan wilayah kekuasaan mereka.

"Paspor tersebut nantinya diperuntukkan bagi kelompok ekstrem untuk masuk wilayah Uni Eropa sebagai pencari suaka," tulis The Welt am Sonntag,seperti dilansir dari Alarabiya, Senin (21/12).

Tak hanya mencuri paspor, dokumen palsu yang mereka buat juga tengah diperjual-belikan oleh ISIS untuk perputaran uang mereka. Penjualan di pasar gelap nilainya mencapai USD 1,630 atau setara dengan Rp 22,4 juta.

Kendati begitu, otoritas Eopa telah berulang kali untuk meningkatkan kewaspadaan terkait berkas palsu para pengungsi.

Koran Welt juga memberikan contoh, jika apa yang mereka tulis berdasar kasus insiden berdarah di Paris. Dimana diketahui, dua penyerang tak dikenal yang beraksi di Stade de France kedapatan memiliki dua paspor palsu asal Suriah.

Sebelumnya, ISIS mengklaim mereka bisa membuat paspor Suriah palsu.

"Kami telah mendapat laporan, mereka memiliki kemampuan tersebut. tentu saja hal ini kami tanggapi dengan sangat serius. Ini berbahaya," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS John Kirby.

(mdk/ard)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Penemuan Kuburan Massal Raksasa di Jerman, Saksi Bisu Adanya Wabah Terbesar di Eropa Zaman Dulu

Penemuan Kuburan Massal Raksasa di Jerman, Saksi Bisu Adanya Wabah Terbesar di Eropa Zaman Dulu

Ini penampakan kuburan massal raksasa di Jerman yang diduga menjadi saksi peristiwa wabah pes di Eropa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bagi-Bagi Bantuan Pangan di Tangsel, Jokowi Sebut Harga Beras Naik karena Perubahan Iklim

Bagi-Bagi Bantuan Pangan di Tangsel, Jokowi Sebut Harga Beras Naik karena Perubahan Iklim

Jokowi menyebut, perubahan iklim membuat gagal panen.

Baca Selengkapnya
Produksi Uang Palsu Mencapai Rp100 Juta di Bekasi, Sepasang Kekasih Diringkus Polisi

Produksi Uang Palsu Mencapai Rp100 Juta di Bekasi, Sepasang Kekasih Diringkus Polisi

Sepasang kekasih itu sudah menjual sekitar Rp100 juta uang palsu

Baca Selengkapnya
Mendag Akhirnya Buka Suara soal Penyebab Mahalnya Harga Beras di Awal Ramadan

Mendag Akhirnya Buka Suara soal Penyebab Mahalnya Harga Beras di Awal Ramadan

Sejak 10 Maret 2024, Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kilogram (kg).

Baca Selengkapnya
Izin Ekspor Pasir Laut Belum juga Dibuka Meski Sudah Dapat Izin Jokowi, Kemendag Buka Suara

Izin Ekspor Pasir Laut Belum juga Dibuka Meski Sudah Dapat Izin Jokowi, Kemendag Buka Suara

Presiden Jokowi mengeluarkan aturan yang membolehkan pengerukan pasir laut, salah satunya untuk tujuan ekspor pada Mei 2023.

Baca Selengkapnya
Pemudik Diprediksi Mencapai 193,6 Juta, Setara Jumlah Populasi Beberapa Negara Eropa

Pemudik Diprediksi Mencapai 193,6 Juta, Setara Jumlah Populasi Beberapa Negara Eropa

Pengelolaan arus lalu lintas tidak hanya mengarah ke Jawa Tengah dan Jawa Timur saja.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya