Bocoran Dokumen Ungkap Peran Partai Komunis China dalam Kamp Penahanan Muslim
Merdeka.com - Bocoran dokumen diduga disusun Partai Komunis China (CCP) yang berkuasa mengungkapkan mekanisme internal yang mengatur jaringan kamp-kamp yang digunakan sebagai tempat penahanan 1 juta Muslim di Provinsi Xinjiang.
Kamp-kamp harus mematuhi aturan ketat mulai dari kontrol fisik dan mental, indoktrinasi politik, protokol keamanan, kerahasiaan yang ketat dan "pelatihan keterampilan tenaga kerja" untuk para tahanan, menurut China Cables, sebuah bocoran dokumen rahasia yang diterbitkan Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) yang berbasis di Washington pada hari Minggu.
Pemerintah China menyebut dokumen tersebut berita hoaks dan produk buatan. Kendati awalnya membantah keberadaan kamp, pejabat Beijing mengubah pernyataannya dan mengklaim kamp tahanan tersebut bertujuan untuk transformasi pendidikan dan pelatihan kejuruan, sebagai upaya melawan terorisme. Demikian dilansir dari laman TIME, Senin (25/11).
Namun isi dokumen - beberapa di antaranya ditandatangani atas nama Zhu Hailun, pejabat tinggi keamanan dan Wakil Ketua Partai Komunis di Xinjiang - mencerminkan hasil temuan TIME yang secara independen melakukan wawancara dengan mantan tahanan kamp dan anggota keluarga mereka.
Orynbek Koksebek (39), ditahan pada November 2017 setelah pihak berwenang menudingnya sebagai pembelot karena mengajukan dua kewarganegaraan dengan negara tetangga Kazakhstan. Dia mengaku dipaksa belajar bahasa Mandarin dan dicekoki propaganda tentang kejayaan Partai Komunis China di bawah kekuasaan Presiden Xi Jinping.
Pada salah satu pemeriksaan, dia dilempar ke dalam sebuah lubang bawah tanah, disiram air dingin dan disiksa. Orynbek tak henti-henti mengalami penyiksaan dan dia pernah berniat bunuh diri. Tahanan lain dilaporkan diperkosa, disiksa, disetrum dan mengalami berbagai bentuk penyiksaan secara sistematis.
"Kapanpun kami melihat seekor burung atau seekor anjing di luar, kami iri atas kemerdekaan mereka," tuturnya kepada TIME di Almaty, Kazakhstan, di mana dia melarikan diri.
"Nasib kami rasanya tak ada akhir," lanjutnya.
Selain mengatur perlakuan tahanan di dalam kamp, China Cables juga merinci tumpukan besar data pribadi yang dikumpulkan melalui kamera pengenal wajah, pencarian manual, dan peralatan pengawasan lainnya yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi warga yang akan ditahan. Rekayasa terbalik ini dilakukan kelompok advokasi Human Rights Watch pada aplikasi keamanan Platform Operasi Gabungan Terpadu yang digunakan polisi di Xinjiang.
"Saya melihat sejumlah polisi melaporkan bahwa mereka mengindikasikan seseorang ditahan karena menjadi bagian Kelompok Studi Alquran," kata peneliti krisis Xinjiang dari Pusat Studi Asia Universitas Colorado, Darren Byler.
Perintah Penangkapan
China Cables juga berisi perintah langsung untuk menangkap warga Uighur yang memiliki kewarganegaraan asing dan merepatriasi penduduk Muslim China di luar negeri melalui Kedubes dan Konjen China. Sekali lagi, ini dikuatkan oleh kesaksian saksi mata warga Uighur yang diasingkan yang mengalami ancaman dan intimidasi dari pejabat China di luar negeri yang melanggar hukum setempat dan protokol diplomatik.
Jaringan kamp Xinjiang disebut sebagai "kampanye penindasan yang mengerikan" oleh Amerika Serikat dan dikecam 22 negara di PBB. Namun, total 37 negara, termasuk banyak dengan mayoritas Muslim, membela China, yang mengindikasikan ekonomi dan kekuatan politik ekonomi nomor dua dunia pada saat saingan negara adikuasa AS menarik diri dari komitmen internasional di bawah Donald Trump.
"Semua orang takut jika mereka mengambil sikap, mereka akan menjadi satu-satunya dan kemudian mereka akan terkena imbas," kata Gene Bunin, seorang peneliti bahasa dan budaya Uighur yang berbasis di Asia Tengah.
"Karena mereka tidak mengharapkan orang lain melakukan hal yang sama," tutupnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
10.000 Potongan Kayu Berusia 1.800 Tahun Ini Ternyata Dokumen Penting Pemerintah China, Ada Catatan Pajak sampai Perjalanan Dinas Pejabat
Dokumen kuno ini ditemukan di reruntuhan rumah dan sumur yang terabaikan di Chenzhou, Provinsi Hunan, China.
Baca SelengkapnyaChina Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaBuronan Kasus Penipuan Uang di China 11 Tahun Kabur ke Indonesia, Tinggal di Jakut hingga Punya KTP
LY ditangkap di rumahnya Perumahan Concerto, Pantai Indah Kapuk, Penjaringan pada Selasa (13/2) sore.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca SelengkapnyaEmpat Warganya Jadi Korban, China Minta Kedubes Terapkan Tanggap Darurat Seusai Ledakan Smelter di Morowali
Kementerian Luar Negeri China terus berkoordinasi dengan lembaga pemerintah lainnya serta pemerintah daerah terkait kecelakaan itu.
Baca SelengkapnyaPelabuhan Bitung Ekspor Perdana Langsung Kertas dan Perikanan ke China
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Dubes RI untuk China
Baca SelengkapnyaLakukan Terobosan, Sulut Ekspor Berbagai Komoditi ke China
Sulut telah melakukan terobosan besar setelah mengekspor langsung berbagai komoditi ke China.
Baca SelengkapnyaCerita Konglomerat China Gagal Melamar Kerja 30 Kali hingga Akhirnya Punya Kekayaan Ratusan Triliun
Mereka bilang ini ide paling bodoh yang pernah saya lakukan. Saya tidak peduli selama orang dapat menggunakannya
Baca SelengkapnyaDiwariskan Pada Anak Cucu, Warga Negara China Kelahiran Kebumen Ini Buka Usaha Makanan Indonesia di Negeri Rantau
Walaupun sudah lama meninggalkan tanah air, Ibu Bunga terdengar lancar berbahasa Indonesia.
Baca Selengkapnya