Belanda desak Putin turun tangan atas insiden MH17

Merdeka.com - Ini hari kelima kejatuhan pesawat Malaysia Airlines MH17 di perbatasan Rusia-Ukraina. Namun penanganannya masih sangat lambat lantaran wilayah itu dikuasai separatis pro-Rusia yang membatasi akses dan memblokade lokasi kejadian. Belanda mendesak Presiden Vladimir Putin turun tangan.

Anggota parlemen Belanda Mark Rutte mengatakan pemerintahannya sudah berusaha meminta akses bagi pihaknya untuk mengevakuasi para korban, khususnya 193 warga negaranya. "Namun mereka memblokir ketat seluruh wilayah. Ini jelas harus ditangani Rusia agar situasi ini bisa segera diselesaikan," ujar Rutte, seperti dilansir stasiun televisi NBC News, Senin (21/7).

Menteri transportasi Malaysia Liow Tiong Lai mengatakan mereka telah menerjunkan tim terdiri dari 133 ahli di bidangnya termasuk forensik. Namun sia-sia mereka juga ditolak masuk ke wilayah jatuhnya MH17 oleh kelompok mendeklarasikan dirinya Republik Rakyat Donetsk.

"Malaysia sangat prihatin seharusnya tempat ini bersih dari kegiatan apa pun di luar penyelidikan namun malah terganggu," ujar Tiong setibanya di Ibu Kota Kiev, Ukraina. Malaysia pun menuntut akses langsung dan tak terbatas ke lokasi kejadikan itu. Mereka juga menuntut keselamatan para pejabat berwenang dan tim internasional yang menyelidiki kasus ini.

MH17 memang melintasi wilayah tengah konflik antara militer Ukraina dan pendukung Rusia. Putin kemarin menyerukan agar pembela Istana Kremlin memberikan akses bagi tim internasional masuk ke wilaya jatuhnya pesawat Malaysia Airlines itu.

Pemimpin pro-Rusia Alexander Borodai mengatakan mereka siap memberikan akses selama institusi tidak mendukung Ukraina.