Banyak pelari kehilangan kaki akibat bom di Boston
Merdeka.com - Peristiwa ledakan di dekat garis finish lomba marathon di Kota Boston, Amerika Serikat, kemarin atau hari ini waktu Indonesia, meninggalkan duka mendalam bagi para korban. Tercatat tiga korban tewas dan 144 lainnya terluka serta 15 orang dalam kondisi kritis.
Lokasi garis finish yang biasanya menjadi tempat perayaan mendadak berubah seperti zona perang. Darah berceceran. Para pelari dalam lomba itu banyak kehilangan kaki, seperti dilansir surat kabar the New York Times, Selasa (16/4).
"Para pelari itu baru saja mencapai garis finish. Darah di mana-mana. Banyak orang kehilangan kaki," kata Roupen Bastajian, 35, mantan anggota Marinir Amerika.
Jika saja dia lebih lama mencapai garis finish Bastajian bisa saja menjadi salah satu dari korban kejadian itu. Dia menjadi satu di antara pelari yang membantu petugas medis merawat korban luka.
Ledakan itu terjadi pada pukul 14.50 waktu setempat, pada saat para pelari sudah mulai banyak memasuki garis finish di jalan Boylston. Pada marathon tahun lalu misalnya, para pelari, melewati garis finish sekitar 30 menit sebelum dan setelah ledakan terjadi.
Tahun ini sekitar 23 ribu peserta mengikuti lomba marathon yang sudah berlangsung sejak 1897 itu. Hanya sebanyak 17.580 peserta berhasil mencapai finish.
Deirdre Hatfiled, 27, menghindari garis finish ketika dia mendengar ledakan. Perempuan itu mengaku melihat tubuh seseorang melayang di udara lalu jatuh ke jalan. Dia juga melihat orang tanpa kaki.
"Ketika beberapa bagian tubuh mendarat di sekitar saya, saya berpikir: apakah saya terbakar? Jika saya meledak, saya berharap tidak merasakannya," kata dia.
Berikut video detik-detik terjadinya ledakan bom itu, seperti dilansir AP, Selasa (16/4).
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.
Baca SelengkapnyaSerangan bom terjadi ketika banyak orang berkumpul untuk memperingati empat tahun kematian Qassim Sulaimani, yang dibunuh Amerika Serikat di Irak.
Baca SelengkapnyaKabar terbaru mengenai Parto Patrio sungguh mengejutkan. Ia mendadak dilarikan ke rumah sakit dan harus menjalani operasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sudah satu minggu banjir merendam kawasan itu namun air belum juga surut
Baca SelengkapnyaBurung ini sebelumnya fasih ngomong Inggris dengan logat British.
Baca SelengkapnyaPara wisatawan yang berkunjung ke pantai-pantai diperingatkan untuk berhati-hati dan tidak menyentuh hewan laut ini.
Baca SelengkapnyaIndonesia yang merupakan negara khatulistiwa terbilang lebih minim terkena dampak.
Baca SelengkapnyaJutaan orang berbondong-bondong ke berbagai wilayah di Amerika utara dan tengah untuk menyaksikan fenomena langka gerhana matahari total.
Baca SelengkapnyaPeristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca Selengkapnya