Merdeka.com - Parahnya banjir yang melandar Myanmar pada Minggu (2/8) merendam kawasan Kalay, Sagaing, dengan kedalaman mencapai 4,5 meter. Di beberapa provinsi lain, situasi memburuk akibat adanya tanah longsor, memutus akses transportasi dan logistik warga.

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memberi peringatan khusus terhadap bencana nasional Myanmar tersebut. Perwakilan PBB bidang kemanusiaan (OCHA) mendapat perkiraan awal 200 ribu orang terpaksa mengungsi atau terkena dampak bajir itu.

"Angka itu belum final, karena masih banyaknya daerah yang belum masuk laporan pendataaan, dan akan terus bertambah" ucap otoritas OCHA, seperti dikutip Channel News Asia, Minggu (2/8).

Dua daerah terparah yang terkena dampak banjir adalah Provinsi Chin dan Rakhine. Provinsi yang disebut terakhir adalah wilayah sebelumnya dilanda konflik antaretnis, memicu kaburnya puluhan ribu warga muslim Rohingya ke luar negeri.

Menurut data Palang Merah Myanmar, 300 rumah sakit di Rakhine telah rusak akibat bencana alam ini. Di saat bersamaan, 1.500 warga dievakuasi ke penampungan. Sedangkan 700 rumah warga di Provinsi Chin diduga telah ambruk akibat terjangan bah.

Rakhine adalah wilayah permukiman utama warga Rohingya. Diperkirakan 140 ribu penduduk muslim terdapat di daerah itu.

Laporan terbaru menyebutkan, korban tewas akibat banjir sudah mencapai 46 jiwa. Banjir ini diperparah oleh longsor yang menghancurkan rumah, dan fasilitas umum lainnya seperti jembatan.

Kondisi hujan lebat seperti di Myanmar juga dialami India, Pakistan, Nepal, dan Vietnam. Bencana serupa di Pakistan bahkan telah menelan korban jiwa hingga 200 orang. Sementara di Vietnam, tanah longsor akibat hujan lebat membuat ratusan pekerja tambang batu bara di Provinsi Quang Ninh terjebak.