Merdeka.com - Memasak telur tidak akan jadi semudah sebelumnya, khususnya di Australia.

Dilansir dari The Guardian, Selasa (2/8), kini masyarakat Australia dibatasi untuk membeli telur. Pengurangan produksi di sejumlah peternakan telah mempengaruhi pasokan telur yang diproduksi secara lokal di beberapa daerah, kata juru bicara Woolworths.

Akibatnya, pelanggan mungkin melihat berkurangnya ketersediaan telur saat ini, kata pihak berwajib di supermarket. Pihaknya pun bekerja dengan pemasok untuk meningkatkan ketersediaan sesegera mungkin.

Industri menghasilkan telur yang cukup untuk memasok masyarakat Australia, menurut Brian Ahmed, direktur Victorian Egg Farmers of Australia. Masalah rantai pasokan, menurutnya karena beralihnya pasokan dari telur ayam yang di kandang.

Menurut undang-undang 2018, ayam yang memproduksi telur ayam kampung harus bisa berkeliaran di luar ruangan, setidaknya selama 8 jam setiap hari. Ahmed mengatakan berarti mereka harus berjuang dengan produksi selama musim dingin karena suhu yang lebih dingin dan jam siang hari yang lebih sedikit.

Peternak telur biodinamik Gippsland, Ian Onley, mengatakan ayam yang tidak dipelihara di lumbung dengan kontrol buatan mengalami penurunan 20 persen dalam produksi telur pada musim dingin.

Ahmed mengatakan kembalinya tingkat pasokan normal di supermarket besar diharapkan pada bulan September jika kondisi cuaca yang lebih baik terjadi.

Rowan McMonnies, direktur pelaksana Australian Eggs mengatakan permintaan telur ritel turun sangat cepat ketika kafe dan restoran dibuka setelah penguncian karena pandemi Covid-19. Namun, kini kondisi telah bangkit kembali, lebih cepat dari yang diharapkan dan permintaan telur telah meningkat dalam 12 bulan terakhir.

McMonnies meyakinkan konsumen, peternak telur akan menanggapi kekurangan saat ini untuk memastikan permintaan akan dipenuhi di masa depan.

“Kekuatan industri telur adalah adanya berbagai sistem produksi untuk memberikan pilihan konsumen,” katanya.

Reporter Magang: Gracia Irene