Assad Ragukan Kematian Baghdadi, Kecam Skenario Amerika
Merdeka.com - Presiden Suriah, Basyar al-Assad meragukan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait kematian pemimpin ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi. Trump mengumumkan melalui siaran langsung terbunuhnya Baghdadi pada Minggu (27/10).
Assad mengingatkan, serangan pasukan khusus AS yang dipublikasikan secara luas yang disebut membunuh Baghdadi, menyisakan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban dan tidak boleh langsung ditelan mentah-mentah. Hal ini disampaikan Assad selama wawancara panjang dengan media pemerintah pada Kamis (31/10), dilansir dari Russia Today, Jumat (1/11).
Assad menyatakan Damaskus tak terlibat dalam penyerangan tersebut. Dia mendengar klaim Trump dari pemberitaan media. Dia menyebut peserta imajiner yang terlibat dalam operasi seharusnya menambah kredibilitas dan negara-negara dalam daftar yang terlibat operasi penyerangan bangga menjadi bagian dari operasi besar.
Rekaman udara berlangsungnya operasi juga tak meyakinkan Assad apakah operasi itu benar-benar terjadi atau tidak. Dia curiga operasi penyerangan Baghdadi mirip dengan pembunuhan pimpinan Al Qaidah Usamah Bin Ladin pada 2011.
"Kenapa jasad Baghdadi tak ditunjukkan? Ini skenario yang sama seperti Bin Ladin. Jika mereka menggunakan dalih yang berbeda untuk tidak menunjukkan jasad, mari kita ingat bagaimana Presiden Saddam Hussein ditangkap dan bagaimana seluruh operasi ditunjukkan dari A sampai Z; mereka menunjukkan gambar dan klip video setelah mereka menangkapnya," jelasnya.
Amerika Menyembunyikan Sesuatu
Assad menambahkan, pembunuhan putra Saddam Husein juga didokumentasikan dengan baik dan dipublikasikan secara luas, menduga Amerika menyembunyikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembunuhan Baghdadi maupun Bin Ladin dengan motif tertentu.
Assad mengatakan jika Baghdadi benar-benar tewas, termasuk kehancuran ISIS tak akan berarti apapun. Pasalnya akar masalah - ideologi Wahabi yang berusia lebih dari dua abad tak akan ikut mati. Menurutnya, pemikiran Islam radikal dan Baghdadi hanyalah alat AS selama ini, alat tersebut itu dapat dengan mudah dirancang ulang di tempat lain.
Saya percaya semua yang berhubungan dengan operasi ini adalah tipuan. Baghdadi akan diciptakan kembali dengan nama yang berbeda, individu yang berbeda, atau ISIS secara keseluruhan dapat direproduksi sesuai kebutuhan dengan nama yang berbeda tetapi dengan pemikiran dan tujuan yang sama. Otak seluruh skenario itu sama, orang Amerika," pungkasnya.
Serangan Balasan
Pentagon kemarin merilis video pertama penggerebekan lokasi persembunyian pemimpin kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah yang akhirnya menewaskan Abu Bakar al-Baghdadi pada Sabtu malam lalu.
Video dari udara yang berwarna hitam putih itu memperlihatkan siluet pasukan khusus AS mendekati lokasi persembunyian Baghdadi yang dikelilingi tembok. Kemudian beberapa bom terlihat menghantam lokasi itu diikuti kilatan cahaya dan layar berubah menjadi abu-abu.
Dilansir dari laman the Guardian, Kamis (31/10), Kepala Komando Pusat AS Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan pengeboman itu dilakukan setelah semua militan dan personel yang selamat dievakuasi. Pengeboman dilakukan supaya tempat itu tidak dijadikan lokasi ziarah.
Dalam jumpa pers dengan wartawan kemarin di Pentagon McKenzie tidak bisa memastikan klaim ucapan Presiden Donald Trump yang mengatakan Baghdadi menangis dan merintih beberapa saat sebelum dia tewas meledakkan diri.
Dia mengatakan sisa jasad Baghdadi yang dikumpulkan setelah dia meledakkan diri di dalam terowongan dengan membawa mati kedua anaknya kini sudah dibuang ke laut. Laporan awal menyebut ada tiga anak Baghdadi ikut tewas tapi hasil analisis setelah kejadian menyatakan hanya ada dua anak. Keduanya berusia di bawah 12 tahun.
McKenzie memperingatkan kejadian ini bisa membuat kelompok militan ISIS dan yang lainnya melancarkan serangan balasan.
"Mereka akan sangat berbahaya. Kami menduga mereka akan melancarkan semacam serangan balasan. Kami tidak melihat pertumpahan darah akan berkurang karena ideologi mereka masih tetap ada di luar sana."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil Investigasi Sebut UEA Rekrut Al-Qaeda dan Tentara Bayaran AS untuk Operasi Pembunuhan di Yaman
Kelompok tentara bayaran yang didukung Saudi dan UEA merajalela di Yaman sejak dimulainya perang di negara tersebut sembilan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaDetik-detik Konvoi Kendaraan Lapis Baja Israel Dirudal Brigade Al Qassam Hingga Hangus Terbakar, Tentara yang Selamat Lari Terbirit-birit
Sebuah video memperlihatkan kendaraan tentara lapis baja milik Israel yang sedang konvoi tiba-tiba dirudal oleh Brigade Al-Qassam hingga hangus terbakar.
Baca SelengkapnyaMantan Jenderal Ungkap Kondisi Sebenarnya Tentara Israel di Gaza yang Selama Ini Ditutup-tutupi Media
Mantan Jenderal Ungkap Kondisi Sebenarnya Tentara Israel di Gaza yang Selama Ini Ditutup-tutupi Media
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
AS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Masa Depan Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan
AS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan
Baca SelengkapnyaMengenal Saleh al-Arouri, Pemimpin Hamas di Tepi Barat yang Dibunuh Israel
Arouri dianggap sebagai salah satu pendiri Brigade Al-Qassam.
Baca SelengkapnyaBukan Sama Pejuang Al Qassam, Tentara Israel Mulai Dibunuh oleh Tumbuhan di Gaza
Di balik kuatnya gempuran dari pasukan Israel, ada hal tak terduga yang terjadi. Sejumlah tentara IDF justru dilaporkan mengalami infeksi.
Baca SelengkapnyaJurnalis Yahudi Blak-blakan Akui Brigade Al-Qassam Tak Takut Mati, Beda dengan Tentara Israel yang Ketakutan
Militer Israel diduga kalah berani dengan Brigade Al-Qassam waktu bertempur. Begini ulasannya.
Baca SelengkapnyaSisi Lain Kehidupan di Arab Saudi, Penduduknya Kaya Raya Tapi Tak Saling Kenal Tetangga Rumah
Hal tersebut diketahui dari kebiasaan warga setempat yang jarang berinteraksi satu sama lain.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Arab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Baca Selengkapnya