AS Tahan Ratusan Anak Migran di Hotel Saat Berkobarnya Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Sebagai sistem rahasia baru yang mana menempatkan anak-anak dalam bahaya, kini ratusan anak migran telah ditahan serta dijaga di hotel oleh kontraktor pemerintah dalam beberapa bulan terakhir. Pemerintah AS kini dituduh telah menggunakan pandemi sebagai sistem imigrasi bayangan yang melanggar hukum.
Dikutip dari CNN, Jumat (4/9) sebanyak 570 anak di bawah umur tanpa pendamping dan lebih dari 80 anak yang berpergian dengan anggota keluarga telah ditahan di hotel, sejak para pejabat menerapkan UU Kesehatan masyarakat guna membatasi imigrasi pada Maret.
Kelompok imigran dan hak-hak sipil menuduh pemerintah AS menciptakan pandemi untuk menciptakan sistem imigrasi yang melanggar hukum, dengan pihak berwenang menolak perlindungan anak-anak rentan yang menjadi hak mereka dan segera mengusir mereka keluar dari negara itu.
"Anak-anak ini ditahan di tempat yang pada dasarnya merupakan tempat gelap tanpa akses ke dunia luar, dan bukan hanya tanpa akses ke dunia luar tetapi juga tidak ada akses ke sistem imigrasi,” jelas Karla Marisol Vargas, pengacara senior di Proyek Hak Sipil Texas.
"Seluruh proses ini mengerikan, titik, ini adalah pelanggaran dari setiap perlindungan yang dimiliki anak-anak,” tambahnya.
Proyek Hak Sipil Texas mengatakan tidak ada yang ditahan di dalam hotel yang menelepon mereka, tetapi beberapa orang tua melihat berita tentang protes tersebut dan melaporkan anak-anak mereka yang hilang.
Ini bukan pertama kalinya otoritas imigrasi menahan anak-anak dan keluarga di hotel. Hal tersebut telah menuai kritik dari kelompok advokasi sebelumnya, namun masalah itu menarik perhatian baru dari anggota parlemen dan kelompok hak-hak imigran pada Juli setelah laporan merinci dari The Associated Press dan pemantau independen.
Anak-anak migran yang ditahan tidak diizinkan keluar, mereka terkadang bermain di area kolam tertutup untuk waktu yang singkat serta diawasi. Bahkan mereka kekurangan akses ke pendidikan ataupun terapi atau konseling.
Para Advokat berpendapat, ini melanggar persyaratan untuk penempatan anak yang aman dan pantas dalam perawatan pemerintah. Tidak mendapat akses ke fasilitas tersebut, kondisi hotel kini belum diketahui.
"Berbeda dengan fasilitas berizin yang dipantau secara teratur, perlakuan dan kondisi yang dialami anak-anak di hotel dan penempatan tidak berlisensi lainnya sebagian besar diselimuti kerahasiaan," kata pengacara dalam gugatan pengadilan baru-baru ini.
Reporter Magang: Galya Alezia
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasca Pandemi Covid-19, Penempatan Pekerja Migran Terus Meningkat
Pemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.
Baca SelengkapnyaTerungkap! Jutaan Orang Kaya di Amerika Pindah ke Negara Kecil Demi Alasan Ini
Jutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.
Baca SelengkapnyaGeliat Pariwisata Sumut Kembali Meningkat, Wisman Terbanyak Berasal dari Wilayah ASEAN
Geliat pariwisata di Sumut kembali meningkat pasca Pandemi COVID-19. Kebanyakan wisman berasal dari kawasan ASEAN
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menurun Tajam, Jumlah Turis Asing Kunjungi Indonesia Hanya 917.000 di November 2023
Amalia menyebut, turis asing yang berkunjung ke Indonesia pada November 2023 didominasi asal Malaysia sebesar 15,45 persen.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga di Hadapan MK: Bukan Hanya Indonesia Beri Bansos ke Masyarakat, Singapura dan Amerika Serikat Lakukan Hal Sama
Singapura memberikan bantuan berupa paket dukungan biaya hidup sebesar 800 dolar Singapura per orang untuk mengatasi kenaikan biaya hidup.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaHotel-hotel Mewah di Kota ini Cuma Setahun Sekali Diisi, Pemiliknya Tajir Melintir Tinggal di Lereng Gunung Fokus Ibadah
Meski terisi satu tahun sekali, namun deretan hotelnya nampak mewah.
Baca Selengkapnya