Merdeka.com - Artefak logam tergulung milik orang Yahudi ditemukan di Antiokhia, atau yang kini dikenal sebagai Antakya, pada 1930-an oleh arkeolog Universitas Princeton.

Antakya merupakan situs yang terletak di perbatasan Turki dan Suriah.

Artefak ini kemudian diteliti lebih lanjut oleh para ahli dari Universitas Tel Aviv dan Universitas Leiden.

Artefak yang terbuat dari logam timah ini berukuran 9 kali 6 sentimeter dan berasal dari sekitar abad ke-5 hingga ke-6 Masehi.

Saat gulungan artefak itu dibuka setelah 1500 tahun, arkeolog terkejut menemukan isinya yang ditulis menggunakan bahasa Aram, alih-alih bahasa Yunani. Alasannya karena Antiokhia kuno dahulu merupakan perdagangan utama Romawi Timur.

Tak hanya bahasanya, tulisan tersebut juga berisi kutukan khusus yang ditujukan untuk peserta balap kereta kuno.

Ajang perjudian

Kutukan Yunani kuno berusia 2400 Tahun ini memanggil dewa "chthonic" (artinya, "dunia bawah") yang dipercaya pada masa itu. Melihat bahannya yang terbuat dari timah, peneliti menduga jika pembuatnya sengaja memilih ini untuk memperkuat kutukannya kepada dewa.

Mungkin, pembuatnya memiliki niat untuk menempatkan objek seperti voodoo di bawah lintasan balap, sehingga secara supernatural menimpa kuda-kuda yang berlari di atasnya.

Balap kereta merupakan salah satu olahraga populer yang sering di tonton di dunia Romawi, apalagi pada masa kebangkitannya di zaman Romawi Timur awal abad ke-5 hingga ke-6 Masehi.

Dunia balap kereta juga dikenal sebagai ajang perjudian yang memberikan keuntungan tinggi.

Mantra sihir atau kutukan sudah dilakukan sejak dahulu oleh masyarakat kuno. Seperti Orang Yunani yang menggunakan kutukan saat tersinggung dengan penjaga kedai, atau orang Romawi saat sedang marah atau cemburu akibat cinta.

Reporter magang: Yobel Nathania