Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Arab Saudi Batalkan Hukuman Mati Bagi Terpidana Pembunuhan Jamal Khashoggi

Arab Saudi Batalkan Hukuman Mati Bagi Terpidana Pembunuhan Jamal Khashoggi jamal khashoggi. ©boingboing

Merdeka.com - Pengadilan Arab Saudi pada Senin membatalkan lima hukuman mati untuk terdakaa pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, keputusan terakhir dalam kasus yang membuat kolumnis Washington Post itu dibunuh dan dimutilasi regu pembunuh Arab Saudi.

Pengadilan menjatuhkan hukuman 20 tahun penjara kepada lima orang dan tiga lainnya dijatuhi hukuman antara tujuh hingga 10 tahun, seperti diberitakan media pemerintah, dikutip dari Aljazeera, Selasa (8/9). Delapan terpidana pembunuhan, yang terjadi di konsulat Arab Saudi di Turki, tidak diidentifikasi.

Keputusan itu diambil setelah putra Khashoggi mengatakan pada Mei mereka telah "mengampuni" para pembunuh, sebuah tindakan yang dikecam sebagai "parodi keadilan" oleh seorang pakar PBB.

Khashoggi hilang pada 2 Oktober 2018, saat mengunjungi konsulat di Istanbul. Otoritas Turki kemudian mengungkapkan dia dibunuh di dalam gedung oleh tim pembunuhan Saudi. Jasadnya tak pernah ditemukan sampai sekarang.

Pengadilan dikritik para kelompok hak asasi manusia yang mencatat bahwa tidak ada pejabat senior atau siapapun yang dicurigai melakukan pembunuhan dinyatakan bersalah. Independensi pengadilan juga dipertanyakan.

Banyak warga Arab Saudi memuji vonis pada Senin itu dalam komentar di Twitter, sebuah platform yang disukai oleh pendukung pro-pemerintah. Beberapa mengatakan putusan itu mengakhiri salah satu kasus politik paling sulit yang dihadapi kerajaan, sementara yang lain mengatakan keputusan itu menjadikan Arab Saudi sebagai "tanah keadilan" dan "negara di mana hak tidak pernah hilang".

Khalil Jahshan, dari Arab Center di Washington, DC, mencatat kantor kejaksaan mengatakan pengumuman itu "menutup kasus selamanya".

"Yang terpenting, di mana jasad Jamal Khashoggi? Dengan kalimat-kalimat ini, saya berasumsi mereka telah mengetahui apa yang terjadi dengan jasadnya," kata Jahshan kepada Aljazeera.

"Seluruh putusan tampaknya telah dimanipulasi. Menurut praktik hukum di Arab Saudi, keluarga memiliki hak untuk meringankan hukuman apa pun, dan keluarga telah mengeluarkan pernyataan seperti itu - kemungkinan besar di bawah paksaan. Saya rasa tidak dilakukan dengan bebas," jelasnya.

Dugaan Keterlibatan Pangeran MBS

Jamal Khashoggi, yang merupakan kolumnis The Washington Post kerap menulis kritik terhadap pemerintah Arab Saudi.

Dia hidup dalam pengasingan di Amerika Serikat selama sekitar setahun, meninggalkan Arab Saudi saat Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) mulai menangkap para aktivis HAM, penulis, dan para pengkritik keterlibatan Arab Saudi dalam perang Yaman.

Pertanyaan masih muncul terkait dugaan keterlibatan MBS yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi, di mana sejumlah agen intelijen barat menyebut MBS mengetahuo operasi pembunuhan tersebut.

MBS pernah mengatakan dia tak ada kaitannya dengan pembunuhan itu, tapi mengakui "itu terjadi di bawah pengawasan saya."

Pemerintah Arab Saudi menyebut pembunuhan itu sebagai "operasi jahat" setelah berulang kali menyangkal keterlibatan apapun.

Agnes Callamard - pelapor khusus PBB bidang eksekusi di luar hukum - juga menemukan "bukti yang dapat dipercaya" bahwa Pangeran MBS dan pejabat senior Saudi lainnya bertanggung jawab atas pembunuhan itu dalam laporan investigasi yang diterbitkan pada Juni 2019.

Callamard mengatakan di Twitter pada Senin bahwa persidangan itu tidak adil atau transparan dan "tanggung jawab Putra Mahkota Muhammad bin Salman bahkan belum ditangani".

Bertentangan Dengan Standar Keadilan

Tunangan Khashoggi juga mengecam putusan tersebut di media sosial.

"Putusan yang dijatuhkan hari ini di Arab Saudi sekali lagi mengolok-olok keadilan," kata Hatice Cengiz di Twitter.

"Pihak berwenang Saudi menutup kasus ini tanpa dunia mengetahui kebenaran siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan Jamal. Siapa yang merencanakannya, siapa yang memerintahkannya, di mana mayatnya? Ini adalah pertanyaan paling penting yang sama sekali belum terjawab," lanjutnya.

Rami Khouri, dari American University of Beirut, mengatakan kepada Aljazeera, persidangan Saudi dikritik secara luas di seluruh dunia karena bertentangan dengan standar keadilan yang dapat diterima secara internasional.

"Masalah siapa sebenarnya yang memerintahkannya (pembunuhan) masih menjadi pertanyaan besar. Putra mahkota telah terlibat - itu adalah tuduhan yang sangat serius ketika datang dari penyidik di PBB dan CIA. Ada banyak pertanyaan, itu perlu dijawab," jelas Khouri.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Detik-detik Pria Palestina Ditembak Usai Diwawancara Jurnalis, Bawa Bendera Putih Hendak Selamatkan Keluarga
Detik-detik Pria Palestina Ditembak Usai Diwawancara Jurnalis, Bawa Bendera Putih Hendak Selamatkan Keluarga

Usai diwawancara seorang jurnalis, sosoknya memberanikan diri menyelamatkan keluarga dengan menenteng bendera putih hingga terkena tembakan.

Baca Selengkapnya
Potret Pensiunan Jenderal Kopassus Bertemu Menteri Pertahanan Arab, Gagah Pakai Kacamata Hitam
Potret Pensiunan Jenderal Kopassus Bertemu Menteri Pertahanan Arab, Gagah Pakai Kacamata Hitam

Jenderal pensiunan Kopassus baru-baru ini bertemu dengan Menteri Pertahanan Arab Saudi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jadwal di Jeddah Maju Jadi 9 Februari 2024, Berikut Daftar Tanggal Pencoblosan di Luar Negeri
Jadwal di Jeddah Maju Jadi 9 Februari 2024, Berikut Daftar Tanggal Pencoblosan di Luar Negeri

PPLN Jeddah langsung berusaha secara intensif mencari tempat.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Tutup Bimtek PPIH Arab Saudi 2024, Menag: Layani Jemaah Haji Seperti Orang Tua & Keluarga Sendiri
Tutup Bimtek PPIH Arab Saudi 2024, Menag: Layani Jemaah Haji Seperti Orang Tua & Keluarga Sendiri

Adapun kuota jemaah haji tahun 2024 ini mencapa 241 ribu orang.

Baca Selengkapnya
Kebakaran Ponpes Al Washilah Lemo Polman Renggut Korban Jiwa, 2 Santri Meninggal Dunia
Kebakaran Ponpes Al Washilah Lemo Polman Renggut Korban Jiwa, 2 Santri Meninggal Dunia

Kebakaran Pondok Pesantren (ponpes) Al Wasilah Lemo, Polewali Mandar, merenggut korban jiwa. Dua santri meninggal dunia akibat mengalami luka bakar parah.

Baca Selengkapnya
Detik-detik Konvoi Kendaraan Lapis Baja Israel Dirudal Brigade Al Qassam Hingga Hangus Terbakar, Tentara yang Selamat Lari Terbirit-birit
Detik-detik Konvoi Kendaraan Lapis Baja Israel Dirudal Brigade Al Qassam Hingga Hangus Terbakar, Tentara yang Selamat Lari Terbirit-birit

Sebuah video memperlihatkan kendaraan tentara lapis baja milik Israel yang sedang konvoi tiba-tiba dirudal oleh Brigade Al-Qassam hingga hangus terbakar.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Meninggalnya Marhan Harahap Bikin Paspampres Buka Suara, Letkol TNI Langsung Datangi Keluarga
Peristiwa Meninggalnya Marhan Harahap Bikin Paspampres Buka Suara, Letkol TNI Langsung Datangi Keluarga

Letkol TNI datangi rumah Marhan, warga Labuanbatu yang meninggal dunia usai ditahan petugas keamanan saat kunjungan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya