Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Angka Bunuh Diri di Jepang Turun 13,5 Persen Saat Pandemi Covid-19

Angka Bunuh Diri di Jepang Turun 13,5 Persen Saat Pandemi Covid-19 Warga Jepang mengantri untuk jatah makanan di supermarket di Ogawara, Miyagi. ©EPA

Merdeka.com - Angka bunuh diri di Jepang turun di tengah pandemi virus corona. Sebuah penelitian baru memperkirakan, pengurangan jam kerja dan dukungan keuangan pemerintah bisa menjadi faktor yang berkontribusi atas penurunan tersebut.

Penelitian menemukan, jumlah orang Jepang yang bunuh diri dari Februari sampai Juni turun 13,5 persen dari rata-rata periode itu.

Tim yang dipimpin peneliti dari by Tokyo Metropolitan Institute of Gerontology, Shohei Okamoto menulis dalam makalah non-peer-reviewed yang diunggah di medRxiv.org pada Rabu, perkiraan jumlah kematian bunuh diri yang dapat dicegah selama pandemi yaitu 1.027 dari Februari sampai Juni 2020, sementara angka kematian langsung akibat Covid yaitu 974. Demikian dikutip dari South China Morning Post, Jumat (4/9).

Temuan para peneliti ini dirilis tiga hari setelah Kantor Statistik Nasional mengatakan angka bunuh diri di Inggris pada puncak pandemi turun dari 10,3 per 100.000 orang ke 6,9 per 100.000 orang.

Pakar kesehatan telah mengkhawatirkan potensi krisis kesehatan mental global berkaitan dengan pandemi, dengan peningkatan risiko bunuh diri di tengah ketakutan dengan virus, kecemasan kehilangan pendapatan dan bencana ekonomi, dan tekanan akibat isolasi sosial.

Di beberapa tempat terjadi peningkatkan bunuh diri selama pandemi - contohnya, angka tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat selama tiga bulan terakhir di pulau Pasifik Guam dibandingkan periode yang sama setahun lalu, menurut kantor penguji medis.

Sementara itu, dilaporkan juga peningkatan panggilan darurat di hotline bunuh diri di negara yang paling terdampak pandemi seperti Amerika Serikat, termasuk Kanada.

Tapi Okamoto menekankan, orang yang berpikiran untuk bunuh diri tak selalu bertindak, dan ada bias statistik dalam perbandingan sederhana angka bunuh dari sebelum dan selama krisis virus corona - seperti kasus Guam - karena bisa jadi ada faktor penyebab lain.

Untuk penelitian warga Jepang, para peneliti melihat data kematian bunuh diri empat tahun sebelumnya dari seluruh negeri yang berpenduduk 120 juta jiwa itu. Mereka mengatakan penelitian menyiapkan "bukti skala besar pertama" terkait hubungan pandemi dengan angka kematian.

Penurunan kematian akibat bunuh diri paling jelas terlihat di antara pria berusia antara 20 dan 69 tahun, yang merupakan sebagian besar angkatan kerja, menurut para peneliti. Angka tersebut turun 12 persen dari Februari hingga Juni dari rata-rata untuk periode itu.

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa angka tersebut turun secara keseluruhan ketika Jepang berada dalam keadaan darurat dan ketika sekolah ditutup.

Tetapi ada sedikit perubahan dalam tingkat bunuh diri perempuan - turun sekitar 7 persen dari rata-rata - yang menurut para peneliti mungkin terkait dengan kemungkinan perempuan kehilangan pekerjaan, melakukan lebih banyak tugas rumah tangga, dan peningkatan kekerasan dalam rumah tangga selama pandemi.

Penurunan Jam Kerja

Japan tercatat memiliki angka bunuh diri tertinggi kelima di antara negara maju, dan juga memiliki angka harapan hidup tertinggi lebih dari 84 tahun. Penelitian sebelumnya menemukan, tekanan yang disebabkan kelebihan kerja dan isolasi merupakan faktor penyebab bunuh diri di negara tersebut.

Tapi menurut penelitian terbaru, pandemi telah mengurangi jam kerja di Jepang 10 sampai 20 persen. Selain itu, setiap warga juga menerima bantuan 100.000 yen, perusahaan menerima subsidi dan ada penurunan 50 persen kebangkrutan yang diajukan di bulan Mei dibandingkan dengan "periode pra-pandemi". Para peneliti mengatakan semua ini bisa berkontribusi pada penurunan tingkat bunuh diri dengan mengurangi stres dan tekanan keuangan.

Namun, Okamoto mengatakan kepada South China Morning Post, "kami tidak dapat mengatakan pandemi telah menyelamatkan lebih banyak nyawa daripada yang (seharusnya)" dan bahwa penelitian tersebut tidak cukup luas untuk membuat kesimpulan seperti itu.

Makalah itu juga menekankan, situasi Jepang tidak sama dengan negara lain di mana lockdown ketat, kerusuhan sosial, masalah ekonomi dan kelaparan berdampak besar pada kesehatan mental.

Para peneliti juga memperingatkan, setelah bencana alam seperti Badai Katrina, yang melanda Pantai Teluk AS pada 2005, angka bunuh diri turun, namun kemudian meningkat. Mereka mengatakan hal ini juga bisa terjadi selama pandemi karena faktor-faktor positif seperti dukungan keuangan pemerintah telah berakhir.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
OJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024

OJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024

Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.

Baca Selengkapnya
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19

Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19

Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Ada Faktor Pancaroba, Ini 3 Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta

Ada Faktor Pancaroba, Ini 3 Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Dulu Bantu Jualan dan Pernah Diusir Pemilik Kontrakan, Tak Disangka Anak Pedagang Gorengan kini Kerja di Lembaga Terbesar Jepang

Dulu Bantu Jualan dan Pernah Diusir Pemilik Kontrakan, Tak Disangka Anak Pedagang Gorengan kini Kerja di Lembaga Terbesar Jepang

Simak cerita inspiratif anak pedagang gorengan yang sukses jadi peneliti di Jepang.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Data: Angka Kecelakaan di Jakarta Sepanjang 2023, Ini Faktor Utamanya

Data: Angka Kecelakaan di Jakarta Sepanjang 2023, Ini Faktor Utamanya

Permasalahan kemacetan dan kecelakaan kerap jadi masalah setiap hari

Baca Selengkapnya
Sampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid

Sampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid

jumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.

Baca Selengkapnya