Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Analisis Mengapa Korban Meninggal karena Corona di Italia Lebih Banyak dari Korsel

Analisis Mengapa Korban Meninggal karena Corona di Italia Lebih Banyak dari Korsel Kasus corona di Korea Selatan. ©2020 AFP Photo/Jung Yeon-je

Merdeka.com - Di tengah wabah corona yang terus memburuk di berbagai negara, perhatian dunia kini tertuju pada bagaimana meningkatkan kemampuan melakukan tes diagnosa kepada para terduga corona.

Meski tes pemeriksaan diketahui cukup efektif dalam hal mengurangi penularan, banyak ahli kini mulai menghubungkannya dengan data statistik yang menjadi perhatian--kemampuan orang bertahan dari penyakit corona. MenurutKent Sepkowitz, seorang ahli pengendalian infeksi di Memorial Sloan Kettering, New York yang menulis di CNN, hubungan antara keduanya tampak jelas sekali. Ambil contoh dua negara dengan wabah yang cukup luas.

Di Korea Selatan, mereka melakukan tes pemeriksaan cukup tinggi (3.629 tes per satu juta penduduk pada 8 Maret) dan angka kematian dari mereka yang terinfeksi cukup rendah (sekitar 0,6 persen atau 66 kematian pada perhitungan terakhir).

Sebaliknya, di Italia mereka melakukan tes sebanyak 826 orang per satu juta penduduk dan angka kematian dari mereka yang terinfeksi sepuluh kali lebih tinggi, lebih dari 1.000 orang sudah meninggal karena corona.

Lebih banyak tes pemeriksaan bisa menyelamatkan lebih banyak orang

Lebih jauh lagi, cerita tentang orang sakit di Amerika Serikat yang mendatangi dokter dan rumah sakit meminta untuk dites tapi kemudian disuruh pulang karena mereka tidak masuk dalam kriteria orang yang harus dites membuat banyak kalangan berkomentar, kurangnya tes pemeriksaan akan membunuh kita semua.

Dikutip dari laman CNN, Selasa (16/3), sudah cukup jelas melakukan lebih banyak tes pemeriksaan bisa menyelamatkan lebih banyak orang dari penularan berikutnya. Paradigma "pertolongan pertama pada kecelakaan" cukup berhasil ketika ada obat yang cukup efektif terhadap corona. Beri segera antibiotik ketika terjadi sepsis (komplikasi infeksi), Anda selamat, kalau telat Anda meninggal.

Namun untuk virus corona tidak ada perawatan khusus. Memang sindrom kerusakan paru-paru yang cepat membuat pasien meninggal sering terjadi dalam kondisi klinis. Banyaknya terjadi infeksi dan kerusakan organ bisa menyebabkan hal yang sama.

Perbedaan demografi

Jadi mengapa di Korea Selatan angka kematiannya sangat sedikit sementara Italia yang terbilang lambat dalam melakukan tes pemeriksaan korbannya lebih banyak? Apakah hanya karena lebih banyak tes akan membuat pasien bergejala ringan masuk kategori "terinfeksi" dan itu berpengaruh pada angka statistik?

Masih diragukan. Untuk saat ini yang jelas ada perbedaan cukup besar dari sisi pasien. Tidak lama lagi dan keadaan kian menunjukkan penyebabnya adalah karena rumah sakit, dokter, dan perawat sudah tidak sanggup lagi menampung dan merawat pasien.

Sudah banyak yang menulis tentang bagaimana populasi di Italia cukup berbeda dengan negara-negara lain di dunia. Menurut laporan PBB pada 2015, 28,6 persen penduduk Italia berusia 60 tahun atau lebih tua (kedua tertua setelah Jepang dengan angka 33 persen). Di Korea Selatan 18,5 persen populasi berusia 60 tahun, ranking nomor 53 di secara global.

Perbedaan ini dengan mudah memperlihatkan analisis kematian karena corona di kedua negara. Di Italia 90 persen dari 1000 kematian yang ada terjadi pada pasien berusia 70 tahun atau lebih tua.

Gender

Sebaliknya, wabah di Korsel terjadi di kalangan muda. Di Negeri Ginseng hanya ada 20 persen kasus corona yang menginfeksi orang berusia 60 tahun atau lebih. Pengidap corona terbanyak adalah kelompok usia 20-an tahun, atau sekitar 30 persen dari seluruh kasus yang ada.

Lalu kemudian gender. Perbedaan gender dalam kasus Covid-19 di seluruh dunia sekitar 50-50 tapi dalam hal kemampuan bertahan hidup berbeda. Menurut data dari wabah yang terjadi di China, angka kematian secara keseluruhan adalah 4,7 persen pada laki-laki berbanding 2,8 persen pada perempuan. Hal ini adalah kabar baik bagi Korea Selatan, sekitar 62 persen kasus terjadi pada kaum hawa.

Merokok adalah faktor lain yang jelas terkait dengan rendahnya kemampuan bertahan hidup. Tingkat merokok di antara kedua negara tidak berbeda jauh, 24 persen di Italia dan 27 persen di Korea Selatan. Tapi perbedaan gender di antara para perokok itu cukup jauh berbeda: di Italia ada 28 persen laki-laki merokok berbanding 20 persen perempuan, sementara di Korsel ada 50 persen laki-laki merokok berbanding 5 persen saja perokok perempuan.

Dengan kata lain, wabah di Korsel terjadi pada kaum muda, perempuan bukan perokok, sementara di Italia penyakit ini menjangkiti kaum lansia dan kebanyakan perokok.

Perbedaan demografi yang paling mendasar ini menjelaskan perbedaan angka kematian di antara kedua negara.

Persiapan yang memadai memang baik. Melihat perbedaan mencolok antara wabah yang terjadi di Korsel dan Italia, kini saatnya kita mengumpulkan para ahli penyakit manula, ilmuwan sosial, spesialis ICU, dan lainnya untuk mencari tahu bagaimana cara terbaik merawat pasien corona pada lansia.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Analis Ungkap Penyebab Beda Sikap Indonesia dan Korea Selatan Soal Perang di Gaza

Analis Ungkap Penyebab Beda Sikap Indonesia dan Korea Selatan Soal Perang di Gaza

Sebanyak 120 negara menyetujui adanya resolusi gencatan senjata, 14 negara menolak, dan 45 negara abstain.

Baca Selengkapnya
Kronologi Petugas Imigrasi Tewas Didorong WN Korea di Apartemen Tangerang

Kronologi Petugas Imigrasi Tewas Didorong WN Korea di Apartemen Tangerang

Diketahui pelaku dengan korban sudah saling kenal baik sejak tahun 2022. Selama di sana, DJK dalam kondisi tidak dapat mengontrol dirinya.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Segini Santunan dari Pemerintah untuk Korban Meninggal Kecelakaan KA di Cicalengka

Segini Santunan dari Pemerintah untuk Korban Meninggal Kecelakaan KA di Cicalengka

Besaran dana santunan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No.15 Tahun 2017.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Apa Perbedaan dari Istilah Akut dan Kronis pada Penyakit?

Apa Perbedaan dari Istilah Akut dan Kronis pada Penyakit?

Istilah akut dan kronis pada penyakit merujuk pada dua kondisi yang berbeda dan perlu kita pahami.

Baca Selengkapnya
Data Korlantas Polri Selama Arus Mudik Lebaran 2024: 1.835 Kecelakaan, 281 Orang Meninggal

Data Korlantas Polri Selama Arus Mudik Lebaran 2024: 1.835 Kecelakaan, 281 Orang Meninggal

Kecelakaan didominasi‘adu banteng’ sisi depan kendaraan yang saling bertabrakan.

Baca Selengkapnya
Perbedaan Negara Kesatuan dan Negara Serikat, Ini Penjelasannya

Perbedaan Negara Kesatuan dan Negara Serikat, Ini Penjelasannya

Ada berbagai bentuk negara di dunia, dan masing-masing memiliki cirinya tersendiri.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Naik, Mentan: Kita Menunggu Panen Bulan Maret

Harga Beras Naik, Mentan: Kita Menunggu Panen Bulan Maret

Akibat kondisi tersebut, awalnya Kementan yang getol menolak untuk impor beras, akhirnya menyetujui. I

Baca Selengkapnya