Merdeka.com - Setelah berencana menempatkan 2.500 pasukan marinir pada sebuah pangkalan militer di utara Kota Darwin, Australia, kini negara adidaya itu berniat menyewa Pulau Cocos milik Negeri Kanguru itu buat mendirikan pangkalan pesawat pengintai tanpa awak. Pulau itu berjarak 1.126 km sebelah Pulau Bojo, Sumatera.

Kantor berita Reuters melaporkan, Rabu (28/3), Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith mengatakan negaranya akan mendukung kehadiran Amerika di wilayah Asia-Pasifik, tapi tampaknya China tidak senang dengan sikap negara anggota persemakmuran Inggris itu. "Kami melihat Pulau Cocos sebagai lokasi strategis dalam jangka panjang," kata Smith kepada wartawan.

Amerika yang merupakan sekutu erat Australia berkilah mereka akan menggunakan pulau itu sebagai pangkalan udara pemantau wilayah Laut Cina Selatan. China, Filipina, Malaysia, Brunei, Vietnam, dan Taiwan sudah sejak lama bersengketa memperebutkan Laut Cina Selatan.

Amerika kini menempati pangkalan militer di Kepulauan Diego Garcia milik Inggris, terletak di sebelah barat Pulau Cocos, dan tidak akan memperpanjang sewanya setelah habis pada 2016.

Australia sepertinya tidak menghiraukan kemarahan China yang merupakan sekutu dagang terbesar mereka jika tetap menyewakan Pulau Cocos kepada militer Amerika. Canberra juga sepakat agar negeri Paman Sam itu menambah jumlah armada dan personel angkatan lautnya di Kota Perth demi kemudahan akses di wilayah Samudera Hindia.

Smith mengatakan pemerintah Australia telah membuka dialog dengan China terkait rencana ini. Dia menegaskan pihaknya tetap akan menghadirkan militer Amerika di pantai utara negara itu untuk melindungi proyek sumber energi.

Tetapi menurut pengamat militer Australia, Hugh White, langkah pemerintahnya sangat berisiko menciptakan sengketa dan konflik baru di wilayah Asia-Pasifik, atau antara Amerika dan China.