Merdeka.com - Kelompok Islam ekstremis jaringan Al Qaidah mengaku bertanggung jawab atas bobolnya dua penjara di Irak. Ratusan tahanan kabur termasuk 500 orang militan Al Qaidah.

Stasiun televisi BBC melaporkan, Selasa (23/7), dalam pernyataan lewat Internet Al Qaidah memang sejak lama menargetkan penjara Abu Ghraib dan Taji di Ibu Kota Baghdad itu untuk dibobol dan membebaskan tahanannya.

Setidaknya 20 penjaga keamanan tewas saat kelompok Al Qaidah bersenjata menyerbu dua penjara itu. Mereka menembakkan mortir di gerbang penjara dan kemudian menggunakan bom mobil meledakkan pintu masuk.

Bahkan serangan di penjara Taji dilakukan sembilan pelaku bom bunuh diri dan tiga bom mobil. Pemerintah Inggris pernah ikut invasi ke Irak mengutuk serangan penjara itu. "Inggris selalu siap mendukung pemerintahan Irak dalam upaya menegakkan supremasi hukum,: ujar menteri dalam negeri Wissam al-Firaji.