Aktivis Black Lives Matter AS Ditemukan Tewas Sepekan Setelah Hilang

Merdeka.com - Aktivis Black Lives Matter (BLM) berusia 19 tahun dari Florida ditemukan tewas sepekan setelah menghilang.

Kepolisian Tallahassee menemukan jasad Oluwatoyin "Toyin" Salau, bersama dengan Victoria Sims (75), pada Sabtu. Kematian keduanya sedang diselidiki sebagai pembunuhan.

Polisi menangkap tersangka, Aaron Glee (49), kata Departemen Kepolisian Tallahassee. Demikian dikutip dari CNN, Selasa (16/6).

Salau terlihat terakhir kali pada 6 Juni. Hari itu, dia berkicau di Twitter dia mengalami pelecehan seksual. Temannya, Chynna Carney mengonfirmasi akun Twitter itu milik Salau.

Dalam kicauan itu disebutkan Salau meninggalkan beberapa barang di gereja di mana dia menumpang dan seorang pria menawarkannya tumpangan untuk mengambil barang tersebut kemudian dilecehkan saat tidur.

Belum jelas apakah Glee adalah pria yang sama yang dilaporkan Salau terkait pelecehan ini. CNN mencoba mengonfirmasi terkait pelecehan seksual ini ke Departemen Kepolisian Tallahassee dan masih menunggu jawaban.

Sementara itu, Victoria Sims adalah relawan AARP. Keluarga menolak mengomentari kematiannya.

Muda dan Banyak Mimpi

Salau berteman dengan Carney sebelum SMA. Carney mengatakan Salau belajar menjahit, melukis, dan mendesain baju sendiri.

"Dia punya banyak mimpi dan tak pernah menyerah," kata Carney.

Namun Salau juga melewati banyak kesedihan. Carney mendeskripsikannya sebagai seseorang yang sedih dengan jiwa yang riang.

Salau juga pendukung vokal gerakan BLM.

"Ketika dia mulai ikut unjuk rasa bersama kami, itu hal paling membahagiakan yang pernah saya lihat dari dirinya," ujarnya.

Cuplikan Salau berorasi dalam sebuah unjuk rasa mengenang kematian Tony McDade, seorang pria trans yang dibunuh polisi Tallahassee bulan lalu menjadi viral sejak kematiannya. Dalam video itu, dia mengatakan tak ingin memecah masyarakat, tapi mempersatukan mereka melawan kebrutalan polisi terhadap warga kulit hitam Amerika.