Merdeka.com - Adik dari Presiden Suriah Basyar al-Assad disebut-sebut otak dibalik penggunaan senjata kimia. Ini seperti dilansir salah satu anggota tim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyelidiki dugaan pemakaian gas sarin.

Surat kabar Irish Times melaporkan, Rabu (28/8), anggota PBB enggan menyebutkan namanya itu mengatakan Maher al-Assad telah memerintahkan pasukan khusus angkatan darat agar memerangi pemberontak di wilayah Ghouta timur, pinggiran Ibu Kota Damaskus.

Menurut pejabat PBB itu tindakan Maher sangat tidak manusiawi. Dia tidak memperhitungkan siapa saja menjadi korban dan apakah ini menjadi alasan tindakan pembalasan pemberontak.

Jika Maher terbukti melakukan hal itu bisa jadi Garda Republik Suriah menjadi target balasan pemberontak. Namun direktur Pusat Penelitian Timur Tengah Universitas Oklahoma Joshua Landis, penggunaan gas sarin merupakan tindakan berisiko lantaran menantang masyarakat dunia dan Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama menentang keras pemakaian senjata kimia. "Penggunaan ini tidak akan dilakukan tanpa persetujuan Assad," ujar Landis.

Maher menjadi sosok tersangka utama sebab kesetiaannya pada sang kakak dan brutal pada pemberontak. Bahkan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan pernah mengecam kebiadabannya sebab tidak pandang bulu dalam membunuh.