300 tahanan Palestina gabung mogok makan massal

Merdeka.com - Sebanyak 300 tahanan Palestina ikut bergabung dalam mogok makan massal. Alhasil, terdapat 1.500 warga Palestina di pelbagai penjara Israel yang mogok makan sejak kemarin.

Pertambahan itu diakui oleh pemerintah Israel. Dalam pernyataan pers kemarin, Negeri Zionis itu menyatakan jumlah pemogok makan bertambah dari yang mereka perkirakan. "Awalnya kami perkirakan jumlah mereka mencapai 1.200, rupanya angka itu bertambah," tulis Departemen Penjara Israel, seperti dikutip CNN, Rabu (18/4).

Aksi ribuan tahanan itu memperingati Hari Tahanan sebagai bentuk solidaritas terhadap 4.700 warga yang ditahan sepihak oleh tentara Israel. Selain warga yang ditahan, penduduk di Tepi Barat dan Jalur Gaza ikut berunjuk rasa.

Asosiasi Tahanan Palestina kemarin berunjuk rasa di Yerusalem. Puluhan orang itu menyatakan dukungan bagi para peserta mogok makan.

Menurut juru bicara pengunjuk rasa, Amani Sarahna, kondisi beberapa peserta mogok makan mulai memburuk. "Beberapa tahanan telah menolak makan sejak 44 hari lalu mulai sakit, mereka berjuang demi melawan kebijakan penahanan Israel biadab," ujar Sarahna dalam orasinya.

Menurut hukum di negara Zionis itu, militer dapat menahan orang yang dicurigai membahayakan keamanan negara selama enam bulan tanpa melalui proses peradilan. Masa kurungannya bisa diperpanjang setengah tahun lagi jika diperlukan.

Menurut keterangan Persatuan Tahanan Palestina, hingga kemarin ada 10 orang mogok makan di penjara Israel. Empat di antaranya telah masuk rumah sakit karena kesehatan mereka memburuk. Dua dari tahanan itu adalah Bilal Diab (27 tahun) dan Thaer Halahla (34 tahun) sudah mogok makan selama 50 hari.

Sepuluh orang itu ditahan tanpa alasan dengan surat resmi dan dapat diperpanjang selama enam bulan.