CEK FAKTA: Hoaks Video Kakek Dijemput Paksa Petugas Medis Karena Positif Covid-19
Merdeka.com - Beredar sebuah video saat seorang kakek dijemput paksa oleh petugas berpakaian APD. Dalam video tersebut, terlihat sang kakek mengamuk dan menendang salah satu petugas. Kemudian, salah satu petugas memaksa agar kakek tersebut menggunakan masker.
Video tersebut beredar di media sosial Facebook, Youtube dan Instagram. Salah satunya Instagram @kabarjakarta1, dengan narasi sebagai berikut:
"Seorang pria dengan status positif corona menolak berobat di Kelurahan Lingsar - Kabupaten Lombok Barat. Pria tersebut menolak berobat karena takut dikucilkan. Terimakasih Tim Medis, TNI - Polri, dan perangkat Kelurahan yang akhirnya berhasil mengevakuasi pria tersebut dari rumah"
Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, seorang kakek yang diklaim positif corona dalam video tersebut adalah tidak benar. Dalam artikel Kompas.com berjudul "Hoaks Video Viral Kakek Positif Covid-19 Melawan Saat Dibawa Paksa, Ini Fakta Sebenarnya", dijelaskan bahwa kakek tersebut mengalami gangguan jiwa dan merupakan orang dalam pemantauan (ODP), bukan pasien Covid-19.
Kakek berinsiall HM ini menyandang status ODP karena menantunya dinyatakan positif virus corona. Saat itu, tim medis melakukan rapid test virus corona terhadap Kakek HM pada Minggu (19/4/2020). Hasil rapid test HM dinyatakan reaktif.
“Yang ramai di Instagram itu, memang dari hasil rapit diagnostic test (RDT), orang tersebut menunjukkan hasil reaktif, kalau yang positif itu tidak akan di rumah, kita isolasi semua di rumah sakit,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat Made Ambaryati saat dikonfirmasi, Rabu (22/2/2020).
HM kini telah dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mataram. “Dia adalah mertua dari pasien positif yang saat ini sedang di RSUD,” ujar Ambaryati.
Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.
Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.
Kesimpulan
Video kakek yang dijemput paksa petugas medis berpakaian APD karena Covid-19 adalah tidak benar. Kakek tersebut mengalami gangguan jiwa, dan sedang menyandang status ODP karena menantunya dinyatakan positif virus corona.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
VIDEO: Klarifikasi Ganjar Beredar Cuitan Hoaks 'Karyawan Dipecat Dapat Bintang Empat'
Ganjar berharap agar perkembangan teknologi tidak digunakan untuk memproduksi hoaks.
Baca SelengkapnyaViral Pesan Berantai Sebut Surat Suara di Kepulauan Sangkarrang sudah Tercoblos 02, KPU Makassar Pastikan Hoaks
KPU sudah menerima laporan terkini berupa foto dan video kotak suara yang dikirim ke pulau-pulau di Kecamatan Kepulauan Sangkarrang tersebut.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Viral Kemenkes Wajibkan Masyarakat Pakai Masker Mulai 15 Desember, Cek Faktanya
Beredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaKades di Rokan Hilir Terancam Pidana Usai Deklarasi Dukung Caleg
Video Penghulu Karya Mukti dan Penghulu Bagan Nibung serta perangkatnya deklarasi mendukung caleg beredar dan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Kaesang Jawab Ganjar dan Anies soal Bansos: Jauh Bermasalah saat Covid Dikorupsi!
Kaesang menilai bansos justru bermasalah jika dikorupsi saat Covid-19.
Baca Selengkapnya5 Cara Cegah Kaki Sakit dan Pegal saat Berdiri Seharian
Rasa sakit dan nyeri di kaki mungkin muncul ketika berdiri seharian. Ikuti cara ini untuk mengatasinya.
Baca SelengkapnyaKominfo: Sektor Kesehatan Paling Banyak Diterpa Isu Hoaks
Isu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Kemenkeu Respons Prabowo Sebut Anggaran Kemhan Banyak Tak Direstui
Staf Khusus Menkeu Yustinus Prastowo menjelaskan, sebagian anggaran Kementerian dan Lembaga diutamakan untuk penanganan pandemi covid-19
Baca Selengkapnya